Mohon tunggu...
Imam Budiman
Imam Budiman Mohon Tunggu... -

PNS Kemnterian Kehutanan S2 Public Management & Policy Analysis Program IUJ

Selanjutnya

Tutup

Nature

Peneliti KonseR Hutankan 160 Hektar Gunung Dahu dengan Meranti

11 September 2013   11:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:03 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ir. Atok Subiakto, M. Sc., peneliti Silvikultur Puslitbang Konservasi dan Rehabilitasi (Puslitbang KonseR), berhasil menemukan teknologi untuk menghutankan kembali lahan yang terdegradasi dengan jenis-jenis tanaman meranti (dipterocarpaceae). Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan penanaman lahan seluas 160 hektar di areal Hutan Penelitian Gunung Dahu, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.

Teknologi tersebut bernama KOFFCO System“.KOFFCO System yang merupakan akronim dari Komatsu- FORDA Fog Cooling System ini merupakan hasil kerjasama antara Badan Litbang Kehutanan dan Komatsu LTd. Jepang melalui proyek “Promotion of Mass Propagation Technique of Native Tree Species for Reforestation and Rehabilitation” yang dilaksanakan sejak tahun 2003 di Jawa Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sumatera. Awalnya, kegiatan ini merupakan kerjasama antara  Puskonser dengan Komatsu dengan membangun plot uji penanaman jenis-jenis meranti telah dibangun plot uji tanaman meranti seluas 160,7 ha, yang ter­diri dari plot percobaan 75 ha dan plot koleksi jenis dipterokarpa sel­uas 85,7 ha.

Berkat “tangan dingin” Ir. Atok Subiakto, M. Sc., crew project, dan juga partisipasi dari masyarakat sekitar sejak 1997, maka berhasil diperoleh tegakan yang sangat baik seperti sekarang ini. Untuk jenis tanaman Shorea leprosula misalnya, yang berumur 13 tahun diameternya dapat mencapai 30-40 cm. Hutan Penelitian ini juga telah dikunjungi oleh Menhut Dr. Prakoso dan Ir. MS Kaban sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya rehabilitasi kawasan hutan.

Saat ini HP. Gunung Dahu menjadi salah satu show window yang menunjukkan keberhasilan beberapa uji coba silvikultur jenis-jenis meranti diluar habitat aslinya. Pada awalnya, lahan yang tumbuh hijau saat ini merupakan lahan kosong yang ditumbuhi semak belukar dan sebagian jenis jenis pinus, semak, kayu afrika, dan bambu

Teknik perbanyakan melalui KOFFCO System merupakan teknologi yang dikembangkan untuk perbanyakan massal jenis-jenis meranti dan indigenous lainnya. Pengembangan teknik KOFFCO melalui teknik pendinginan rumah kaca meliputi pengkabutan, proses pembuatan stek, pembuatan media, proses perawatan bibit stek pada tahap pembentukan akar, stek, dan tahap adaptasi stek di persemaian.

KOFFCO System merancang agar kondisi lingkungan stek dapat dipertahankan pada tingkat yang optimal untuk proses pembentukan akar. Mekanisme kerja KOFFCO System mengatur kondisi temperatur di dalam rumah kaca agar tidak melebihi 300 C, kelembaban di atas 95%, dan kisaran intensitas cahaya antara 10.000-20.000 lux. Untuk menjaga temperatur di dalam rumah kaca agar di bawah 300 C digunakan sistem pendingin. Untuk menjaga kelembaban di atas 95% digunakan sungkup propagasi transparan. Sedangkan untuk menjaga intensitas cahaya pada kisaran 10.000-20.000 lux digunakan shading net. Mekanisme ini terintegrasi menjadi satu paket teknologi KOFFCO System.

Pengembangan teknik KOFFCO System ini telah menunjukkan beberapa hasil, antara lain: peningkatan persen perakaran Shorea leprosula dan S. selanica masing-masing sebesar 95% dan 92%, peningkatan produksi massal bibit di atas 70%. Untuk jenis pulai bahkan dapat ditingkatkan sistem perakaran dan produksi massalnya sampai mendekati 100%. Selain di Hutan Penelitian Gunung Dahu, Hasil perbanyakan bibit dengan sistem KOFFCO tersebut telah diuji coba untuk penanaman di Perawang, Riau seluas 100 ha.

Saat ini, produk-produk hasil pengembangan KOFFCO System juga telah digunakan untuk kerjasama lanjutan antara FORDA dengan KOMATSU Ltd. dalam bentuk Proyek “Rehabilitation of Degraded Forest and Land” , berupa produksi bibit stek di empat lokasi (Bogor, Kuok, Banjarbaru, dan Samarinda), dukungan teknis ke forestry sector, distribusi bibit yang dihasilkan, pengadaan rutin bahan dan alat serta pembangunan model rehabilitasi lahan. Kerjasama melalui proyek ini juga diperpanjang dan dilanjutkan hingga 2014.

----------------

Thanks to Narasumber :  Ir. Atok Subiakto, M. Sc., Lukman Hakim, S. Hut, MP

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun