Mohon tunggu...
Imam Buchori
Imam Buchori Mohon Tunggu... Politisi - Welfare activists, Democracy researchers and critics abuse of Political Power

Alumnus Political Science & Non-Partizan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Oksimoron Seorang Technolibertarians Dialah "Peter Thiel"

14 Januari 2021   23:21 Diperbarui: 15 Januari 2021   03:50 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begini, Peter Andreas Thiel ini tiba mendarat di dunia 52 tahun silam di Frankfurt, Jerman Barat. Sejak berusia satu tahun, Thiel sudah di boyong dengan orang tuanya dari Jerman ke Amerika Serikat.  Ketika tumbuh dewasa ia tercatat sebagai mahasiswa filsafat di Universitas Stanford 1989, juga sempat mendirikan The Stanford Review, yaitu surat kabar kritis perihal keputusan politik. Lalu sempat juga menempuh studi fakultas hukum Stanford, kemudian itu setelah wisuda 1992, thiel menerbitkan tulisan The Diversity Myth yang di buat bersama koleganya David Sacks, di tujukan untuk kritik pada intoleransi politik di universitas.

Nah, Pada fase emas karirnya sekarang ini,.  Beliau bisa di katakan menyandang status rupa-rupa mulai dari eksekutif bisnis, philanthropist, aktivis politik, penulis, mantan pengacara,  dan pastinya bagian dari maha investor global. Bagi saya thiel ini bisa di bilang sebagai “playmaker” dari PayPal. Lalu ia juga menanamkan modalnya di perusahaan Facebook kepunyaan dari babang jago Mark Zuckerberg.

Untuk urusan perusahaan teknologi utama yang kini thiel jalankan ialah Founders Fund terletak di San Francisco berdiri pada tahun 2005, bergerak dalam modal ventura atau pembiayaan modal kepada perusahaan star-up atau sejenisnya. Perusahaan ini berinvestasi kedalam sektor AI, energi, kesehatan, dirgantara, Internet konsumen, dan komputasi.

Portofolionya juga sudah tersebar di berbagai brand seperti Spotify, Stripe, Oscar Health Airbnb dan Lyft., Founders Fund juga penanam modal awal di Space Exploration Technologies (SpaceX) yang tak lain kepunyaan dari “Bromancenya” thile sendiri yaitu Elon Musk,  kemudian perusahaan lainnya yang di jalankan oleh thiel juga bernama Palantir Technologies.

Palantir Technologies  yang fokusnya pada pengembangan perangkat lunak untuk melakukan analitik data besar. Terletak di Denver, Colorado. Dalam pendiriaanya sendiri di bantu oleh beberapa kawan thiel lainnya yakni Stephen Cohen, Nathan Gettings, Joe Lonsdale dan Alex Karp. 

Palantir sendiri berjalan melalui dua proyek utamanya: Gotham dan Metropolis. Gotham digunakan oleh analis kontra-terorisme di kantor United States Intelligence Community (USIC)  dan Departemen Pertahanan Amerika Serikat dalam tugas pengawasan jarak jauh. Seadangkan   Metropolis bergerak sebagai pendanaan pelindung, Bank, dan menawarkan jasa di sektor financial.

Selain itu dari segi visi politisnya thiel  terlihat dalam esainya “The Education of a Libertarian” (2009), thiel mengatakan bahwa cita-cita politisnya sendiri berangkat dari periode  1920-an di amerika serikat, di mana terjadi sebuah perubahan dan pertumbuhan pesat bagi kesejahteraan, hak kepada kaum perempuan, juga terdampak positif pada dua daerah pemilihan yang di pegang oleh kelompok libertarian dengan sebuah ciptaan gagasan baru ‘Kapitalis Demokrasi’ dan pada saatnya menjadi sebuah ‘oksimoron’. 

Thiel kemudian menyatakan bahwa sudah tak percaya dengan politik untuk menggenggam dunia di depan kelak, sebab bencana totaliter dan fundamentalis pada demo tak terpikirkan yang memandu apa yang di sebut ‘Sosial Demokrasi’. Terakhir ia mengajukan pertanyaan kritis bahwa ‘bagaiamana melarikan diri bukan melalui politik tapi di luar itu?’ impian thiel ini coba mengarahkan pada Sesuatu yang baru, ruang baru, kebebasan yang tepat dan itu di fokuskan pada keterbaharuan teknologi.

Maka saya pun coba menasbihkan dari gerak linear arus dialektika thiel, Nampaknya ia lebih elegan ketika di berikan perpaduan oksimoron antara teknologi dan libertarian menjadi sebuah identitas seorang Technolibertarians.

 Sepak terjang Thiel sebagai Technolibertarians?

Untuk membingkai alur lebih mendalam dari sebuah rekam peristiwa seorang Technolibertarians saya cukup tertarik seperti apa yang di katakan oleh pemikir asal California, Paulina Borsook dalam karyanya ‘Cyberselfish’ (1996) ; “Teknolibertarianisme lebih merupakan religi daripada gerakan politik. putaran konstan perangkat lunak BUKAN model untuk bagaimana semua institusi dan hubungan manusia seharusnya.’ Di mana ia mencoba mengamati ketika problem dasarnya sebenarnya tidak pada pelaku teknologinya tetapi ketika target dari pengguna teknologi itu sendiri yang bias mempercayai bahwa seorang ahli teknologi di imajinerkan dalam bentuk sebuah “filsuf digitalisasi”  secara kontekstual kini, di tambah lagi manusia-manusia pun mengalami “miopia” dalam meneropong basis dari para perancang teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun