Mohon tunggu...
Imamatul Khoiriyah
Imamatul Khoiriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Informatika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Jika kamu ingin mengenal dunia, membacalah. Jika kamu ingin dikenal dunia, menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

AI di Dunia SDM: Memahami Dilema Moral di Era Kecerdasan Buatan

15 September 2023   10:57 Diperbarui: 15 September 2023   13:53 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Mengarungi Lautan Etika: AI dalam Sumber Daya Manusia

Di era di mana teknologi semakin menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, perkembangan terbaru dalam dunia kecerdasan buatan (AI) telah mengubah banyak aspek kehidupan kita, termasuk cara perusahaan mengelola sumber daya manusia (SDM). AI telah memberikan kemampuan baru dalam pengambilan keputusan, analisis data, dan bahkan dalam memahami perilaku manusia. Dalam konteks Indonesia, di mana lapangan kerja dan SDM terus berkembang, penggunaan AI dalam SDM mengundang banyak pertanyaan etis yang perlu kita pertimbangkan.

Tantangan Etis dalam Era AI

Artikel dari jurnal "Ethics and Information Technology" karya Matthew J. Dennis dan Evgeni Aizenberg pada tahun 2023 yang berjudul "The Ethics of AI in Human Resources" menjelaskan dengan cermat tantangan dan peluang yang terkait dengan penggunaan AI dalam SDM. Mereka tidak hanya membahas isu-isu etis yang muncul, tetapi juga menyajikan kerangka kerja konseptual dan rekomendasi praktis untuk memastikan praktik desain yang bertanggung jawab dan inklusif dalam domain SDM.Salah satu tantangan utama yang dihadapi dalam menggabungkan AI dalam SDM adalah keadilan dan bias. Ketika algoritma AI digunakan untuk melakukan seleksi karyawan atau menilai kinerja, mereka cenderung mengikuti pola yang ada dalam data pelatihan mereka. Di Indonesia, masyarakatnya sangat beragam, sehingga risiko bias menjadi semakin penting. Bagaimana kita dapat memastikan bahwa AI tidak menguntungkan satu kelompok dan merugikan yang lain?

Implikasi Praktis untuk Organisasi

Makalah ini menyoroti pentingnya praktik desain yang bertanggung jawab dan inklusif dalam penggunaan AI dalam SDM. Ini bukan hanya masalah teoritis; ini memiliki implikasi praktis yang signifikan bagi organisasi di Indonesia. Organisasi perlu memastikan bahwa sistem AI mereka didesain dengan mempertimbangkan keadilan, akuntabilitas, dan transparansi.

Transparansi adalah salah satu elemen kunci. Pencari kerja dan pekerja harus memahami bagaimana algoritma AI membuat keputusan tentang mereka. Ini akan memungkinkan mereka untuk lebih percaya pada proses seleksi dan penilaian yang dilakukan oleh AI. Ini juga akan membantu mengurangi ketidakpastian dan kekhawatiran yang mungkin muncul.

Pentingnya keterlibatan langsung dengan beragam pemangku kepentingan, terutama pencari kerja dan pekerja, tidak boleh diabaikan. Seringkali, suara mereka terlupakan dalam pembuatan keputusan tentang penggunaan AI dalam SDM. Namun, mereka adalah pihak yang paling terpengaruh oleh teknologi ini. Bagaimana kita dapat memastikan bahwa kebutuhan dan suara mereka didengar dan diperhitungkan dalam desain sistem AI?

Potensi Manfaat dan Dampak Positif AI

Meskipun ada tantangan etis yang nyata, tidak boleh dilupakan bahwa AI juga memiliki potensi manfaat yang besar. Dalam konteks SDM, AI dapat membantu mengurangi bias dalam proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Ini dapat menghasilkan seleksi yang lebih adil dan objektif.

Selain itu, AI dapat memberikan pembelajaran yang dipersonalisasi dan pembinaan karir yang lebih efektif. Ini dapat membantu pekerja untuk mengembangkan keterampilan mereka dengan lebih baik dan mencapai potensi penuh mereka.

Sistem AI juga dapat mengotomatiskan banyak tugas-tugas administratif yang memakan waktu dalam manajemen SDM, memungkinkan profesional SDM untuk lebih fokus pada strategi dan inisiatif yang lebih penting.

Perlunya Kewaspadaan dan Pemahaman yang Lebih Baik

Dalam era yang semakin terhubung dan terotomatisasi, kita perlu meningkatkan pemahaman kita tentang etika AI dalam SDM. Hal ini mencakup mengenali risiko dan keuntungan, serta memahami bahwa AI bukanlah solusi ajaib untuk semua masalah SDM.

Kita juga perlu memahami bahwa teknologi ini bukanlah entitas yang berdiri sendiri, tetapi terlibat dalam hubungan yang kompleks dengan orang-orang yang menggunakan dan dipengaruhi olehnya. Oleh karena itu, keterlibatan dan partisipasi aktif dari pencari kerja, pekerja, dan semua pemangku kepentingan dalam proses desain dan implementasi AI dalam SDM sangat penting.

***

Mencapai Keseimbangan Etis dalam Era AI

Dalam menghadapi revolusi AI dalam SDM, kita harus mencari keseimbangan antara manfaat teknologi ini dan tantangan etis yang muncul. Ini adalah tugas yang tidak mudah, tetapi sangat penting. Kita harus memastikan bahwa teknologi ini digunakan dengan cara yang menghormati hak dan martabat individu, dan tidak menciptakan ketidakadilan atau diskriminasi.

Kita juga harus menjadikan transparansi, akuntabilitas, dan keterlibatan pemangku kepentingan sebagai prinsip-prinsip panduan dalam penggunaan AI dalam SDM. Hanya dengan berpegang pada prinsip-prinsip etis ini kita dapat memastikan bahwa teknologi AI membantu kita mencapai tujuan SDM yang lebih baik tanpa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan dan etika.

Sementara kita terus mengembangkan dan mengadopsi teknologi AI yang canggih, mari jangan lupakan esensi dari apa yang membuat kita manusia: etika, moralitas, dan pertimbangan terhadap sesama. Dengan demikian, kita dapat menghadapi masa depan yang semakin terhubung dengan bijaksana dan bertanggung jawab.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun