Mohon tunggu...
Imam Mahmudi
Imam Mahmudi Mohon Tunggu... Konsultan - Creative Thinker

Traveler, lifelong learner, pengamat lini masa dan seorang bapak muda 😁 Yuk saling follow!

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Mengajarkan Nilai-nilai Moral melalui Cerita: Cara Efektif Mendidik Anak Saat Ramadan

9 April 2023   22:07 Diperbarui: 11 April 2023   11:16 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua Buku Kisah Nabi dan Dongen Anak. Dok. Imam Mahmudi

Ramadan termasuk waktu yang tepat untuk mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak-anak kita. Selama Bulan Ramadan, saya suka membaca cerita-cerita islami yang sarat dengan pesan moral kepada anak-anak saya.

Bukan hanya cerita islami, cerita-cerita fabel atau dongeng pun bisa mengandung banyak nilai-nilai moral yang bisa diajarkan pada anak-anak.

Saya percaya bahwa mengajarkan nilai-nilai moral sejak dini sangat penting dalam membentuk karakter anak-anak yang baik dan menjadikan mereka menjadi orang yang bermanfaat bagi orang tuanya dan masyarakat.

Anak-anak yang memiliki karakter baik akan tumbuh menjadi orang yang bertanggung jawab, jujur, sopan, dan berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu cara untuk mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak-anak adalah melalui cerita-cerita.

Cerita-cerita merupakan salah satu media yang efektif untuk mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak-anak, karena cerita dapat memotivasi, menghibur, dan memberikan pesan moral yang baik. 

Ketika anak-anak mendengarkan cerita, mereka akan tertarik dan mengikuti dengan antusias, sehingga pesan moral yang disampaikan akan lebih mudah dipahami.

Cerita-cerita islami salah satu pilihan yang tepat untuk membentuk karakter anak-anak yang baik.

Selain mengandung pesan moral, cerita-cerita islami juga mengajarkan nilai-nilai keagamaan seperti ketaatan, kesabaran, dan keikhlasan.

Selama Bulan Ramadan, saya suka membacakan cerita-cerita islami tentang para nabi, sahabat, dan tokoh-tokoh muslim yang mengajarkan tentang nilai-nilai keagamaan yang penting.

Salah satu cerita yang saya suka bacakan pada anak-anak saya selama Bulan Ramadan adalah kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS yang menjalankan ibadah kurban.

Cerita ini mengajarkan tentang ketaatan kepada Allah SWT dan bagaimana kita harus mengorbankan hal yang kita sayangi untuk memenuhi kehendak-Nya.

Dalam cerita ini, Nabi Ibrahim AS sangat taat kepada Allah SWT dan bersedia mengorbankan putranya, Ismail AS, karena itulah yang diperintahkan Allah SWT. 

Anak dapat belajar tentang pentingnya ketaatan kepada Allah SWT dan bagaimana mengendalikan diri ketika dihadapkan pada situasi sulit.

Selain itu, cerita-cerita tentang kebaikan, kesabaran, dan kerendahan hati juga sangat tepat untuk dibacakan pada anak. Seperti kisah tentang Nabi Yusuf AS yang sabar dan tawakkal di tengah cobaan hidupnya, atau kisah tentang Nabi Musa AS yang rendah hati dan bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT padanya. 

Anak dapat belajar tentang pentingnya kesabaran dan tawakkal dalam menghadapi cobaan hidup, serta menghargai nikmat yang diberikan Allah SWT kepada kita.

Dalam membacakan cerita, saya selalu mencoba untuk menjelaskan pesan moral yang terkandung dalam cerita dengan cara yang mudah dipahami oleh anak.

Saya juga mengajak mereka untuk berdiskusi tentang pesan moral tersebut dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Saya percaya bahwa melalui diskusi, anak akan lebih mudah memahami pesan moral yang disampaikan dalam cerita dan dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Selain cerita-cerita islami, cerita-cerita fabel atau dongeng juga bisa mengandung banyak nilai-nilai moral yang dapat diajarkan pada anak-anak. 

Contohnya adalah kisah tentang si Kancil yang cerdik dan pintar, atau kisah tentang burung gagak yang sombong dan meremehkan orang lain. 

Anak dapat belajar tentang pentingnya cerdik dan bijaksana dalam menghadapi masalah, serta bagaimana menghindari sikap sombong dan meremehkan orang lain.

Mengajarkan nilai-nilai moral melalui cerita bukan hanya menjadi tanggung jawab orang tua, tetapi juga dapat dilakukan oleh seluruh anggota masyarakat. Misalnya, di masjid atau pesantren, bisa diadakan acara bercerita yang dihadiri oleh anak dan orang dewasa.

Orang dewasa dapat membacakan cerita atau dongeng yang sarat dengan pesan moral kepada anak, dan kemudian dilakukan diskusi bersama untuk memahami pesan moral yang terkandung dalam cerita tersebut.

Selain itu, saat membacakan cerita kepada anak, kita juga dapat mengajak mereka untuk melakukan amalan-amalan baik seperti sholat, berpuasa, atau bersedekah. M

isalnya, setelah membacakan cerita tentang kebaikan dan kesabaran, kita dapat mengajak anak-anak untuk melakukan amalan sholat dan bersedekah sebagai bentuk pengamalan dari pesan moral yang telah disampaikan dalam cerita.

Dalam mengajarkan nilai-nilai moral melalui cerita kepada anak, kita juga harus menghindari cerita yang mengandung kekerasan atau hal-hal yang tidak pantas untuk ditonton atau didengar oleh anak.

Sebagai orang tua atau pengajar, kita harus memilih cerita-cerita yang sesuai dengan usia dan kemampuan pemahaman anak.

Kita juga dapat memilih cerita yang menghibur dan menarik perhatian anak agar mereka tidak bosan dan tetap tertarik untuk mendengarkan cerita yang disampaikan.

Terakhir, saya ingin menekankan bahwa mengajarkan nilai-nilai moral melalui cerita kepada anak bukan hanya dilakukan pada bulan Ramadan saja, tetapi dapat dilakukan setiap saat.

Kita harus terus berusaha untuk mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak agar mereka tumbuh menjadi orang yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat.

Dengan mengajrkan nilai-nilai moral melalui cerita, kita dapat membentuk karakter anak yang baik dan menjadikan mereka menjadi orang yang bertanggung jawab, jujur, sopan, dan berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari.

Kita juga harus memperhatikan cara penyampaian cerita agar sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman anak. Jika cerita terlalu rumit atau terlalu serius, anak mungkin tidak tertarik dan kehilangan minat untuk mendengarkan cerita.

Oleh karena itu, kita harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak dan menyajikan cerita dengan cara yang menyenangkan.

Kita juga harus memperhatikan konteks dan situasi di sekitar anak saat menceritakan cerita. Jika situasinya sedang tidak kondusif atau anak-anak terlalu lelah atau lapar, maka cerita tidak akan efektif dalam mengajarkan nilai-nilai moral. Kita harus menunggu kondisi yang lebih tenang dan kondusif untuk menceritakan cerita dengan baik.

Selain mengajarkan nilai-nilai moral melalui cerita, bulan Ramadan juga dapat menjadi waktu yang tepat untuk mengajarkan nilai-nilai kebaikan lainnya kepada anak-anak seperti berbagi dan saling peduli. 

Saat bulan Ramadan, kita dapat mengajak anak-anak untuk mengumpulkan sedekah atau makanan untuk dibagikan kepada orang yang membutuhkan. 

Kita juga dapat mengajarkan anak-anak tentang kebersihan dan menjaga lingkungan dengan membersihkan tempat-tempat umum seperti masjid atau taman.

Mengajarkan nilai-nilai kebaikan pada anak, kita juga harus memberikan contoh yang baik sebagai orang dewasa.

Anak-anak akan lebih mudah meniru apa yang dilihat dan dialami di sekitar mereka. Oleh karena itu, kita harus menjadi teladan yang baik bagi anak dengan melakukan amalan-amalan kebaikan dan berperilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan dan kesabaran untuk terus mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak dengan cara yang tepat dan efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun