Emisi Merkuri dari Pertambangan Emas Tradisonal
Menurut Kristianingsih (2018) Pertambangan Emas Tradisional atau nama lainya Pertambangan emas skala kecil (PESK) merupakan kegiatan pertambangan dan pengelolaan yang kebanyakan masih menggunakan amalgamasi merkuri untuk mengekstrak emas dari bijih. Menurut United Nation Environmental Programme di tahun 2012 pemakaian merkuri pada sektor ini mencapai 1.400 ton/tahun. Meskipun demikian PESK merupakan sektor penyumbang emas dunia sekitar 12 hingga 15 %. Â PESK Indonesia tersebar hampir di 850 titik dengan ratarata pengekstrakan emas dilakukan dengan menggunakan merkuri melalui proses amalgamasi.
Asumsi pelepasan merkuri ke lingkungan yaitu penambang melepaskan antara satu hingga dua gram merkuri/satu gram emas. China menduduki posisi pertama sebagai negara penyumbang utama emisi merkuri dari sektor PESK yaitu sekitar 200-250 ton/tahun sedangkan Indonesia sebesar 100-150 ton/tahun yang disusul oleh Brazil, Bolivia, Colombia, Peru, Filipina dan Zimbabwe yang menyumbang 10-30 ton/tahun (Veiga dkk., 2006)Â
Bahaya Merkuri Pada Kesehatan
Gejala orang yang terkena keracunan merkuri menurut Dinata (2004), biasanya ditandai dengan sakit kepala, sukar menelan makanan atau minuman, penglihatan menjadi kabur, dan daya dengar menurun. Selain itu, orang yang terkena keracunan merkuri merasa tebal di bagian kaki dan tangannya, mulut terasa tersumbat oleh logam, gusi membengkak dan disertai pula dengan diare. Kematian dapat terjadi karena kondisi tubuh yang makin melemah. beberapa penelitian terkait dampak merkuri tergadap wanita hamil berpotensi melahirkan bayi yang cacat apabila ia keracunan merkuri. Dengan menengok kasus yang terjadi di teluk Minamata Jepang (1953), atau Minahasa (2006) menunjukkan bahwa terjadinya keracunan merkuri ke dalam tubuh manusia dapat mengakibatkan cacat kandungan bagi wanita, bayi yang lahir mengalami cacat psikologi, dan gangguan saraf otak.
- Cedera Sistem Saraf
Perubahan patologis (penyakit) akibat metilmerkuri ditandai dengan warna merah pada gambar.
Keterangan Gambar:
1. Cerebellum (otak kecil) berpotensi kehilangan keseimbangan dan gangguan bicara
2. Occipital lobe (terletak di bagian belakang otak) yang berakibat pada gangguan penglihatan
3. Postcentral gyrus, kerusakan pada bagian ini akan terjadi gangguan pada sensasi
4. Precentral gyrus, kerusakan bagian ini akan terjadi gangguanpergerakan seperti kram dan lemah otot
5. Temporal transverse gyrus, kerusakan pada daerah ini menyebabkan kesulitan pendengaran
6. Saraf sensorik yang rusak akan ada gangguan pada indra perasa seperti nyeri, sentuhan atapun suhu
- Gangguan Janin Dalam Kandungan
Metil-Merkuri dapat masuk ke dalam plasenta dan menghambat perkembangan janin, yang mengakibatkan cacat pada bayi. Seperti Retardasi Mental (keterbelakangan mental); Gangguan kemampuan kognitif ; Gangguan kemampuan bahasa dan kemampuan bicara; Gangguan motorik ; Gangguan Pendengaran serta kebutaan (Susanti, 2013)
Penyakit Minamata
Pada tahun 1956 kasus pertama Penyakit Minamata dikonfirmasi. Tahun 1962 Profesor Katsurou menyatakan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh metil-merkuri dari ikan di Teluk Minamata, akibat limbah dari perusahaan chisso (hachiya, 2006)(minamata, 2007).