Cerita ini adalah cerita yang dilatar belakangi akan kegamangan dan harapan akan sebuah realita kehidupan dari sebuah harapan bersama sebuah kesatuan utuh yang mengharapan kepastian akan sebuah perjanjian luhur yang telah menjadi pedoman untuk hidup, berjuang dan berkeadilan untuk kesejahteraan bersama. Â
Ada sebuah prasa dari seorang punjangga yang tinggal di astana dwipa yang menuliskan kata-kata yang entah buat siapa ia menulisnya. Sebuah prasa yang berbunyi:
Kala senja merona jingga,
semangat cinta pulang dengan ceria
tak ada simiskin dan sipapaÂ
semua gembiraÂ
Kala fajar meronaÂ
mata berkedip terbangun jiwa dan raga
melangkah semangat
semesta menyapa
Equilibrium memantapkan cerita
tak ada si kaya yang mengruras si papa
tak ada si kuasa yang bertidak semaunya
sangkar dibuat tak berguna
tak menjadi penjara untuk selamanya
manusia sadar akan dirinya
menjadi orang lain tiada berguna
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H