Hallo teman-teman!! Apa sih yang di maksud pertanian dan pertanian berkelanjutan itu? Mari memahami apa itu pertanian berkelanjutan itu!Â
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya alam hayati yang menghasilkan sumber pangan dibantu teknologi. Pertanian, menurut Soetriono (2016), melibatkan pengelolaan sumber daya alam untuk memperoleh hasil, baik dalam arti sempit (budidaya tanaman) maupun luas (termasuk peternakan, perikanan, dan perkebunan). Petani bertujuan memaksimalkan produksi demi pendapatan, dan hasil pertanian diperoleh melalui subsektor seperti tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunanan, dan perikanan. Kegiatan pertanian penting dilakukan secara kontinyu karena masyarakat sangat bergantung pada hasilnya. Jika produksi pertanian tidak dapat dipertahankan, kita akan mengalami penurunan produksi bahan makanan. Permintaan yang meningkat seiring pertambahan penduduk dapat menyulitkan penggantian bahan mentah. Manajemen lahan pertanian yang kurang baik dapat mengakibatkan hasil yang kurang optimal, berdampak pada keuntungan dan menyebabkan degradasi lingkungan serta keterbatasan sumber daya untuk perbaikan.Â
Maka dari itu untuk memajukan pertanian diperlukan adanya pertanian berkelanjutan, sebelum kita bahas ada kalanya kita mengetahui pertanian berkelanjutan. Apa sih pertanian berkelanjutan itu? Pertanian berkelanjutan adalah pemanfaatan sumber daya alam yang membantu mencapai ketahanan pangan jangka panjang tanpa merusak kualitas lingkungan.
Pertanian berkelanjutan melibatkan tiga aspek krusial: ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ketiganya saling mempengaruhi dan harus hadir secara lengkap untuk mencapai keberlanjutan dalam sektor pertanian. Berikut aspek "3P":
1. Society (People):
Pertanian, khususnya di Indonesia, menjadi lambang kerakyatan dengan partisipasi masyarakat desa yang padat karya. Pilar sosial pertanian memiliki peran penting dalam mensejahterakan masyarakat dan berpotensi menjadi alat stabilitas sosial melalui partisipasi yang aktif.
2. Economy (Profit):
Aspek ekonomi dalam pertanian menuntut efisiensi, mengoptimalkan penggunaan energi, dan meningkatkan daya saing melalui produksi berkualitas. Stabilitas ekonomi pertanian berdampak pada aspek sosial, sementara menjaga kualitas lingkungan juga menjadi fokus untuk mencapai keberlanjutan.
3. Environment (Planet):
Pertanian dapat berdampak negatif pada lingkungan, seperti pengambilan lahan hutan dan tingginya emisi. Namun, dengan pertanian berkelanjutan, proses-proses dapat menjadi lebih ramah lingkungan. Bahkan, kegiatan pertanian dapat membentuk stabilitas tanah untuk menyerap karbon di atmosfer.
Sebagai contoh pertanian kopi di Sumatra Selatan, petani kopi sering menghasilkan varietas kopi yang terkenal seperti Sumatra Mandheling. Mereka mungkin menerapkan metode pengolahan basah atau kering untuk biji kopi, serta memprioritaskan kualitas dan keberlanjutan. Praktik berkelanjutan seperti penggunaan pupuk organik, penanaman bersama dengan tanaman pelindung, dan pengelolaan air yang efisien dapat diadopsi oleh petani kopi di Sumatra Selatan untuk menjaga lingkungan dan meningkatkan hasil.
Pertanian berkelanjutan kopi di Sumatra Selatan melibatkan sejumlah praktik untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan ekonomi. Beberapa contohnya meliputi:
1. **Penggunaan Pupuk Organik:** Petani cenderung mengadopsi pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah tanpa merusak lingkungan.
2. **Praktik Pertanian Tanpa Bakar Hutan:** Mencegah pembakaran hutan untuk membuka lahan pertanian, yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.
3. **Pengelolaan Air yang Efisien:** Penerapan sistem irigasi yang efisien untuk menghemat air dan menjaga kualitasnya.
4. **Diversifikasi Tanaman:** Petani mungkin mempraktikkan penanaman campuran untuk mengurangi risiko dan meningkatkan keberlanjutan ekosistem.
5. **Pengendalian Hama Alami:** Menggunakan metode pengendalian hama yang ramah lingkungan untuk mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia.
Upaya-upaya ini mencerminkan kesadaran terhadap pentingnya menjaga lingkungan dan mendukung masa depan pertanian kopi yang berkelanjutan di Sumatra Selatan.
Masyarakat Sumatra Selatan memiliki hubungan erat dengan budaya kopi. Kopi menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya sebagai minuman, tetapi juga sebagai bagian dari warisan budaya. Petani kopi dan pelaku industri kopi lokal berperan dalam menciptakan identitas kopi Sumatra Selatan, yang dikenal dengan karakteristik rasa yang khas. Selain itu, sektor kopi juga memberikan penghidupan bagi masyarakat setempat, menciptakan lapangan kerja dan mendukung ekonomi lokal.
Musim kopi di Sumatra Selatan biasanya dipengaruhi oleh iklim tropis. Pohon kopi Arabika di wilayah ini cenderung berbuah sepanjang tahun, tetapi puncak musim panen biasanya terjadi antara April hingga Agustus. Musim hujan yang terjadi sekitar Oktober hingga Maret dapat memengaruhi panen dan pengolahan kopi. Pengaruh cuaca ini, bersama dengan praktik pengolahan biji kopi yang khas, berkontribusi pada karakteristik rasa unik dari kopi Sumatra Selatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H