Mohon tunggu...
Imam Baihaqi
Imam Baihaqi Mohon Tunggu... Pegiat Kemanusiaan -

Pegiat sosial kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Sedekah, dari Nasi Garam hingga ke Luar Negeri

14 Desember 2017   15:55 Diperbarui: 14 Desember 2017   17:08 2120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak bekerja, ia selalu bersyukur dengan bersedekah. Selain memberikan nafkah bagi keluarganya, ia tak lupa membantu orang lain yang dalam kesusahan. Dengan membantu, ia merasa lebih bahagia dan bersyukur.

"Selama ini aku hidup sendiri di Jakarta, menafkahi ibu, adik dan anak di Pekalongan. Sumber penghasilan cuma dari aku, tapi alhamdulillah segalanya terasa mudah dan berlimpah sejak bersedekah. Kadang sering bengong sendiri saat melihat tabungan, dari dulu gak pernah kebayang bisa punya barang bagus, hp bagus, renov rumah, liburan ke luar, semuanya amazing banget Imam. Sungguh kerja Allah luar biasa banget ya. Jadi ketagihan untuk terus sedekah. Alhamdulillah setiap bulan udah rutin zakat dan sedekah setiap hari Jum'at", ujar Putri.

Sungguh, tak mudah menjadi single parent. Tapi, Putri telah menemukan jalannya dengan sedekah. Semoga kisah ini mampu menginspirasi kita untuk tetap bersyukur dengan segala kondisi yang ada, dan menjadikan sedekah sebagai sebuah kebutuhan.

Dari Ibnu 'Umar, Nabi shallallahu'alaihi wasallam bersabda,

"Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri'tikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun