Mohon tunggu...
kang im
kang im Mohon Tunggu... Penulis - warga biasa yang hobi menulis

seorang penulis biasa yang tinggal di kampung

Selanjutnya

Tutup

Bola

Tiki-Taka 'Kehilangan Bola' Musim Ini, Dunia Bola Sedang Tidak Baik-Baik Saja?

30 Januari 2025   21:49 Diperbarui: 30 Januari 2025   21:49 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ft. ilustrasi: medsos Mancity/ semoga Kang Pep G. juara Liga Champions musim ini.

Jenuh. Ingin ngalah. Bosen juara. Atau ingin kasih kesempatan tim lain untuk juara. Jangan-jangan rasa itu yang lagi 'mengintai' arsitek lapangan hijau tersukses Manchester City, Pep 'Tiki-Taka' Guardiola, musim ini. Usai meraih segalanya, treble winner, ambisi menguasai sepak bola Eropa seolah mulai redup musim ini.

Puncaknya, pagi tadi (30/1), klub yang dinahkodai mantan pelatih Barcelona itu nyaris tidak lolos ke babak play-off Liga Champions. Sebab, sebelum laga, anak asuh mantan pelatih Bayern Munchen itu berada di posisi 25 klasemen sementara (dari 36 klub elit Eropa). Bahkan, statistiknya musim ini bukan seperti Manchester City. Dari 8 laga, hanya menang tiga kali, dua kali seri, dan tiga kali kalah.

Dengan demikian, jika pagi tadi, Manchester City kalah melawan Club Brugge, sudah bisa dipastikan tidak akan lolos ke babak play-off. Musim ini bisa hampa gelar. Karena klub yang berhak mengikuti babak ini hanya peringkat 9 hingga 24 saja.

Namun, untungnya, bumi masih berputar, anak asuh Pep mampu menghajar Club Brugge dengan skor 3-1. Sehingga, Manchester City merangkak naik ke peringkat 22 klasemen, dan berhak melaju ke babak play-off, untuk memperebutkan 8 tiket sisa di babak 16 besar.

Perlu diketahui, sistem dan jumlah klub yang berlaga di Liga Champions musim ini berbeda dibandingkan sebelumnya. Dimana edisi sebelumnya ada 32 tim dan musim ini ada 36 tim. Juga tidak ada grup seperti edisi sebelumnya, semua tim bergabung dalam satu liga tunggal, dengan delapan pertandingan dan klasemen.

Semua pertandingan itu akan diambil 8 besar di klasemen, untuk langsung lolos ke babak 16 besar. Sedangkan, peringkat 9 hingga 24 akan mengikuti babak play-off, untuk memperebutkan 8 tiket sisa babak 16 besar. Sehingga, intinya, salah satu 'pawangnya' Tiki-Taka masih bisa berlaga di babak play-off Liga Champions musim ini.

Kehilangan Jati Diri Di Liga   

Tak hanya di Liga Champions, anak asuh pelatih berkebangsaan Spanyol itu juga seperti kehilangan jati diri di liga domestik musim ini. Dari 23 laga, hanya mampu menang 12 kali, seri 5 kali, dan kalah 6 kali. Selisih poin dengan pemuncak klasemen sementara mencapai 12 poin.

Sehingga, secara matematika logika, bukan matematika bola, sulit Manchester City juara liga musim ini. Perlu keajaiban yang mahaajaib. Apalagi, pemuncak klasemen masih punya satu stok laga tunda. Jika menang di laga itu, jarak poin makin jauh, lebih sulit dikejar.

Mungkin, peluang gelar prestisius yang masih terbuka cuma: Liga Champions. Namun, syaratnya relatif berat, harus bisa mengamankan 8 tiket sisa di babak play-off. Perjuangan masih panjang.

Hanya saja, untungnya satu, Manchester United berada di urutan 12 klasemen sementara musim ini. Dari 23 laga, menang 8 kali, seri 5 kali, dan kalah 10 kali. Poin yang dikumpulkan hanya 29. Maaf ya, untuk pecinta MU, bukan bermaksud apa-apa, hanya sekedar informasi saja.

Ada Apa Dengan Magis Tiki-Taka? 

Jujur, penulis tidak tahu. Penulis bukan pengamat bola, cuma penonton bola awam. Namun, jika boleh menebak, mungkin, sekali lagi, mungkin, karena 'kreator lapangan hijaunya' mudah ditebak pergerakannya, atau malah pindah ke klub lain. Kata pengamat: tiki-taka itu butuh kreator lapangan hijau superkreatif, terutama saat menghadapi klub kuat, yang pertahanannya sangat kokoh.

Jika kreator ini 'dimatikan', atau pindah klub, maka tiki-taka akan mundah dirusak, terutama jika sistem pertahanannya kurang 'kokoh'. Statistik menunjukkan, dari 23 laga, City kebobolan 30 gol, rata-rata 1,3 gol per laga. Statistik ini bisa dibilang tidak bagus-bagus amat bagi klub elit, bukan klub papan bawah. Atau, ada kemungkinan lain?

Ingat, itu tadi hanya tebak-tebakan, bukan analisanya orang paham bola. Namanya juga orang menebak, bisa salah, juga bisa benar. Jika Anda, para pembaca, punya pendapat atau tebakan lain, bisa ditulis di kolom komentar. Semoga timnas lolos Pildun 2026. (*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun