Jenuh. Ingin ngalah. Bosen juara. Atau ingin kasih kesempatan tim lain untuk juara. Jangan-jangan rasa itu yang lagi 'mengintai' arsitek lapangan hijau tersukses Manchester City, Pep 'Tiki-Taka' Guardiola, musim ini. Usai meraih segalanya, treble winner, ambisi menguasai sepak bola Eropa seolah mulai redup musim ini.
Puncaknya, pagi tadi (30/1), klub yang dinahkodai mantan pelatih Barcelona itu nyaris tidak lolos ke babak play-off Liga Champions. Sebab, sebelum laga, anak asuh mantan pelatih Bayern Munchen itu berada di posisi 25 klasemen sementara (dari 36 klub elit Eropa). Bahkan, statistiknya musim ini bukan seperti Manchester City. Dari 8 laga, hanya menang tiga kali, dua kali seri, dan tiga kali kalah.
Dengan demikian, jika pagi tadi, Manchester City kalah melawan Club Brugge, sudah bisa dipastikan tidak akan lolos ke babak play-off. Musim ini bisa hampa gelar. Karena klub yang berhak mengikuti babak ini hanya peringkat 9 hingga 24 saja.
Namun, untungnya, bumi masih berputar, anak asuh Pep mampu menghajar Club Brugge dengan skor 3-1. Sehingga, Manchester City merangkak naik ke peringkat 22 klasemen, dan berhak melaju ke babak play-off, untuk memperebutkan 8 tiket sisa di babak 16 besar.
Perlu diketahui, sistem dan jumlah klub yang berlaga di Liga Champions musim ini berbeda dibandingkan sebelumnya. Dimana edisi sebelumnya ada 32 tim dan musim ini ada 36 tim. Juga tidak ada grup seperti edisi sebelumnya, semua tim bergabung dalam satu liga tunggal, dengan delapan pertandingan dan klasemen.
Semua pertandingan itu akan diambil 8 besar di klasemen, untuk langsung lolos ke babak 16 besar. Sedangkan, peringkat 9 hingga 24 akan mengikuti babak play-off, untuk memperebutkan 8 tiket sisa babak 16 besar. Sehingga, intinya, salah satu 'pawangnya' Tiki-Taka masih bisa berlaga di babak play-off Liga Champions musim ini.
Kehilangan Jati Diri Di Liga  Â
Tak hanya di Liga Champions, anak asuh pelatih berkebangsaan Spanyol itu juga seperti kehilangan jati diri di liga domestik musim ini. Dari 23 laga, hanya mampu menang 12 kali, seri 5 kali, dan kalah 6 kali. Selisih poin dengan pemuncak klasemen sementara mencapai 12 poin.
Sehingga, secara matematika logika, bukan matematika bola, sulit Manchester City juara liga musim ini. Perlu keajaiban yang mahaajaib. Apalagi, pemuncak klasemen masih punya satu stok laga tunda. Jika menang di laga itu, jarak poin makin jauh, lebih sulit dikejar.
Mungkin, peluang gelar prestisius yang masih terbuka cuma: Liga Champions. Namun, syaratnya relatif berat, harus bisa mengamankan 8 tiket sisa di babak play-off. Perjuangan masih panjang.