Mohon tunggu...
kang im
kang im Mohon Tunggu... Penulis - warga biasa yang hobi menulis

seorang penulis biasa yang tinggal di kampung

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Musim Hujan, Kangen Jagung Bakar Sejuta Kenangan di Kampung

29 Januari 2025   13:49 Diperbarui: 30 Januari 2025   11:38 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ft. ilustrasi: dok pribadi/ Jagung Bakar kampung menyimpan sejuta kenangan di masa anak-anak.

Amankan Sepatu Sebelum Main Hujan

Biasanya sepatu meraka diamankan dulu di dalam plastik, sebelum main hujan-hujanan, agar besoknya tetap bisa dipakai. Karena jarang ada yang punya sepatu cadangan, kecuali anak orang kaya, versi di kampung. 

Kalau seragam, biasanya masih punya cadangan, punya seragam lain, untuk hari besoknya. Seminggu ada tiga seragam biasanya.

Banyaknya jenis seragam sekolah ini yang biasa dimanfaatkan anak-anak untuk alasan. Bahkan, ada juga yang terpaksa mengenakan seragam yang bukan jadwalnya. 

Karena seragamnya basah, kena air hujan di hari sebelumnya. Alasan ini sangat dimaklumi oleh guru di kampung. Faktanya memang begitu. Pulang sekolah pas hujan.

Hanya saja, dari berbagai kenangan itu, ada satu kenangan yang sulit terlupakan, hingga sudah dewasa, terutama bagi anak kampung yang lagi merantau, ke luar kota atau negara orang. Yaitu bakar jagung saat hujan tiba. Terutama jagung bakar buatan emak.

Rasanya beda, di lidah terasa lebih nikmat. Padahal, cara bakar jagungnya juga tidak jauh beda dengan saat bakar sendiri. Bahkan, terkadang, terlihat asal bakar, tapi hasilnya jadi paling lezat se-dunia. Mungkin, ini masuk misteri nikmatnya masakan emak, meski bumbunya seperti 'ngasal'.

Benar kata orang: resep masakan emak di kampung tidak ada duanya. Pokoknya terasa lebih nikmat daripada masakan hotel bintang lima, kata anak kampung. 

Namanya juga lidah kampung, makan menu di hotel berbintang kaget, sulit menerima. Biasa makan gorengan, coba makan menu elit, lidahnya sulit menerima. Ada yang pernah merasakan hal yang sama? He he he..  

Alam Kampung Merawat Manusia

Orang kampung jarang beli jagung untuk dibakar. Sebagian besar bakar jagung saat musim hujan, alias musim tanam jagung. Jagung dari ladang sendiri, dirawat oleh alam. Gratis. Ini salah satu kelebihan jagung di kampung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun