Mohon tunggu...
kang im
kang im Mohon Tunggu... Penulis - warga biasa yang hobi menulis

seorang penulis biasa yang tinggal di kampung

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Optimalisasi Peran Badan Bank Tanah Untuk Mendukung Program Swasembada Pangan Presiden

19 Januari 2025   11:13 Diperbarui: 19 Januari 2025   11:13 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ft ilustrasi: SS Medsos badanbanktanah.official/ Kolaborasi: tim Badan Bank Tanah audiensi dengan Dewan Nasional KEK.  

Presiden RI Prabowo Subianto sudah mengumumkan, secara resmi, juga terbuka, kepada publik bahwa salah satu program prioritasnya adalah swasembada pangan. Tujuannya jelas, kedaulatan pangan nasional agar kokoh, tidak tergantung dengan negara lain, minimal tidak impor pangan. Ini juga untuk mengembalikan harga diri bangsa sebagai negara agraris, yang tanahnya mahasubur.

Kementerian terkait, bagian teknis, sudah cepat tanggap dalam merealisasikan salah satu program prioritas presiden itu. Lebih tepatnya sudah menyusun rencana teknis untuk merealisasikan program itu. Sehingga, Badan Bank Tanah juga bisa turut berperan dalam merealisasikan program presiden itu.

Berdasarkan data dari Badan Bank Tanah (website: banktanah.id, tahun 2025), total aset tanah yang dimiliki atau dikelola Badan Bank Tanah seluas 27.169,54 Ha. Jumlah ini tersebar di 40 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Tanah yang dikelola Badan Bank Tanah ini dari hasil penetapan pemerintah dan/atau tanah dari pihak lain.

Dari jumlah aset yang dimiliki atau dikelola Badan Bank Tanah tersebut, ada sekitar 1.159,91 Ha kawasan pertanian dan hortikultura. Jumlah ini tersebar di beberapa wilayah: Minahasa Utara, Cianjur, Sambas, Sumedang dan Lombok Timur. Lahan Badan Bank Tanah ini bisa dimaksimalkan untuk mendukung program swasembada pangan tersebut.

Mungkin, ada yang mempertanyakan, jumlah itu kontribusinya hanya relatif sedikit, jika dibandingkan dengan kebutuhan pangan nasional. Pendapat ini tidak salah, sah-sah saja, namanya juga hidup di negara demokrasi, beda pendapat sudah biasa, yang penting tetap saling menghargai dan menghormati perbedaan. Lebih tepatnya tetap saling menjaga etika.

Hanya saja, yang perlu ditekankan dalam hal ini bukan pada kuantitas hasil, melainkan kontribusi dalam gotong-royong untuk mensukseskan program swasembada pangan. Nilai gotong-royong itu mahal, harus dijaga bersama. Sekali lagi, sekecil apapun kontribusinya, tetap bermanfaat untuk bangsa dan negara.

Sistem Padat Karya Sejahterakan Warga

Badan Bank Tanah sudah memiliki beberapa sistem dalam memanfaatkan lahan yang dikelola. Sehingga, teknisnya Badan Bank Tanah bisa menyesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan lapangan, seperti sistem sewa atau lainnya. Namun, satu hal yang juga tidak kalah penting, yaitu memberdayakan warga sekitar lokasi lahan.

Badan Bank Tanah sebaiknya bekerjasama dengan warga sekitar lahan aset dalam pemanfaatannya. Ini akan lebih efektif dan efisien. Lebih tepatnya akan berdampak positif bagi warga sekitar area lahan aset.

Tak hanya itu, lahan yang dimiliki Badan Bank Tanah juga bisa berperan dalam menciptakan lapangan pekerjaan, terutama bagi masyarakat sekitar lokasi lahan. Aset yang dikelola Badan Bank Tanah akan dirawat dan dijaga warga sekitar, seperti miliknya sendiri, karena warga mendapatkan manfaat langsung. Sehingga, keberadaan aset Badan Bank Tanah juga bisa membantu dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, terutama warga sekitar lokasi aset.

Kolaborasi Akademisi  

Berdasarkan data dari Wikipedia.id (id.wikipedia.org, 2024), jumlah daftar perguruan tinggi pertanian di Indonesia mencapai sekitar 206 kampus. Jumlah ini tersebar di berbagai daerah se-Indonesia. Sehingga, Badan Bank Tanah bisa berkolaborasi untuk pendampingan dalam mensukseskan ide ini. Tinggal disesuaikan kebutuhan lapangan, juga mana kampus yang lokasinya lebih dekat dengan area lahan.

Setiap kampus pertanian sudah bisa dipastikan punya penelitian tentang inovasi dunia pertanian. Sehingga, inovasi-inovasi dunia kampus ini bisa diaplikasikan di masyarakat. Lebih tepatnya dimanfaatkan oleh masyarakat, baik dari segi teknologi maupun inovasi lainnya.

Dengan demikian, tidak ada alasan lahan tidak subur atau alasan lainnya. Karena dunia akademisi sudah memiliki berbagai solusi untuk membantu mengatasi masalah pertanian yang ada. Sehingga, kolaborasi Badan Bank Tanah dan dunia akademisi ini bisa jadi role model untuk pengembangan lainnya.

Kolaborasi ini juga bisa jadi salah satu cara Badan Bank Tanah berkontribusi dalam program swasembada pangan presiden. Selain itu, pemanfaatan aset Badan Bank Tanah ini juga bisa membantu dalam menciptakan lapangan kerja baru. Warga desa yang tinggal di sekitar aset Badan Bank Tanah tidak perlu merantau ke kota, untuk mendapatkan pekerjaan.

Karena aset Badan Bank Tanah bisa menciptakan lapangan kerja di desa. Sehingga, Badan Bank Tanah bisa ikut berkontribusi dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat, terutama bagi warga sekitar lahan yang dikelola Badan Bank Tanah. Intinya, sekecil apapun kontribusinya, tetap bermanfaat untuk mendukung program swasembada pangan presiden. (*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun