Mohon tunggu...
kang im
kang im Mohon Tunggu... Penulis - warga biasa yang hobi menulis

seorang penulis biasa yang tinggal di kampung

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Catatan Pilkada: Masa Tenang (Yang) Berisik (02)

26 November 2024   22:12 Diperbarui: 26 November 2024   22:34 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: Diolah/dibuat sendiri

Tenang. Sunyi. Hening. Inilah yang seharusnya terjadi di masa tenang pada Pilkada serentak tahun 2024, yang dimulai pada 24 November lalu. Sekali lagi, ini normalnya, sesuai dengan namanya: masa tenang. Sangat tidak logis jika masa tenang malah berisik. Lalu apakah benar begitu?

Kata warga nagari Ngalem-Ngalem, hukum sosial itu tidak ada yang pasti, dinamis, bisa makmum perkembangan zaman. Sehingga, normalnya ada dua jawaban untuk pertanyaan itu. Bisa benar, juga bisa tidak. Namanya juga kondisi sosial tadi: dinamis.

Hanya saja, berdasarkan gosip lapangan, justru di masa tenang itu, terutama H-1 pencoblosan, malah 'berisik', saling mengawasi pergerakan lawan. Sekali lagi, ingat, ini didasarkan gosip, bukan data ilmiah. Sehingga, masih serba mungkin: benar, juga salah.

Bahkan, gosip yang berkembang, justru masa itu bisa jadi penentu, pergerakan tanpa bayangan bisa terjadi. Sehingga, tim sukses (timses) antar pasangan calon (paslon) biasanya saling  mengintai. Waspada.

Mungkin, istilah pecinta bolanya: masa tenang itu seperti halnya injury time. Detik-detik sangat menentukan, lengah sedikit bisa dilibas lawan. Bahkan, sering kali lahir berbagai kejutan, yang bisa mengalahkan lawan, saat masa perpanjangan waktu itu. Sehingga, tak hayal, jika pendukung bola sangat tegang di masa itu, baik pendukung tim yang sudah unggul maupun yang tertinggal. Karena potensi menyamakan kedudukan, membalikkan keadaan, dan atau menambah gol sangat terbuka, pada momen itu.

Itu tadi cerita olah raga bola di nagari Ngalem-Ngalem, bukan Pilkada. Jujur, penulis kurang paham detail dunia perpolitikan. Bagi orang kampung, yang jauh dari pusat panggung politik, hanya tahu sebatas kapan hari pencoblosan. Terkadang, tahu berapa dan siapa paslon, saat tiba di TPS, tepatnya saat membuka kertas suara.

Maklum, mungkin, aspirasi warga kampung dinilai kurang begitu penting. Sehingga, aktor politik jarang mau turun gunung, untuk sosialiasi program dan visi-misi ke kampung. Atau, mungkinkah yang turun gunung diwakilkan timsesnya, saat masa tenang? Jujur, penulis tidak tahu jawabannya.

Fajar Menyerang

Saat Pemilu atau Pilkada, sering kali ada ungkapan: serangan fajar. Padahal, yang namanya Fajar jarang jadi striker, biasanya jadi kiper. Tepatnya bukan pemain penyerang, melainkan bertahan. Contohnya: Fajar Sadboy, saat mengikuti Futsal BRI Mini Soccer Clash antar artis, beberapa hari yang lalu. He he he

Hanya saja, kunci untuk menangkal semua kecurangan dalam Pemilu dan Pilkada adalah saling mengawasi dan sadar posisi. Yang penting lagi: penyelenggara, pengawas dan masyarakat amanah. Berperan sesuai porsinya masing-masing, mengawal jalannya demokrasi. Sehingga, oknum yang tidak bertanggungjawab akan malu sendiri, jika akan berbuat curang.

Semangat ini perlu digalakkan di dalam masyarakat, terutama saat H-1 dari pencoblosan. Kata gosip, momen ini sangat rawan, tepatnya berpotensi: 'fajar' bisa berubah posisi, jadi penyerang, bukan kiper lagi, alias adanya potensi serangan fajar. Semoga Pilkada besok (27/11) berjalan amanah dan lancar! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun