Banyak alasan orang melakukan aktivitas tertentu. Tapi, mungkin, hanya sedikit yang punya alasan unik seperti Yowinarto, warga Malang. Dia bertani melon dan sayur-sayuran untuk menghindari ngerumpi (ghibah) dengan tetangga. Cara bertaninya juga tak bisa. Seperti apa kisahnya?
****
Penulis: Kang im Â
 Dari luar, rumah Yowinarto, warga Kota Malang, tampak berbeda dengan rumah pada umumnya. Pagar rumahnya tampak ditumbuhi berbagai jenis tanaman. Seperti sayuran dan buah. Bahkan, gapura rumahnya tampak seperti terbuat dari tanaman buah melon.
Ada belasan buah melon di gapura, hingga atap rumah. Sepintas, tanaman buah melon ini seperti terbuat dari plastik.
Karena selain berada di gapura, belasan buahnya tampak bergelantungan. Sehingga, tak jarang tetangganya yang mengira tanaman itu palsu, alias mainan dari plastik.
Apalagi, dinding pagarnya juga tampak dipenuhi dengan botol air mineral bekas. "Dikira mainan (dari plastik), (tetangga) saya minta gunting, ternyata bukan mainan (buah asli)," kata pria yang hobi berkebun organik itu.
Selain untuk menghilangkan jenuh, berkebun sistem urban farming tersebut juga untuk menghindari ghibah dengan tetangga. Sehingga, dia tetap memiliki aktivitas lebih bermanfaat. "Hilangkan ngerumpi sama tetangga," jelasnya.
Tak hanya itu, panen perdana buah melon tersebut juga dibagikan kepada tetangganya. Total ada sekitar 19 buah pada panen perdana kebunnnya. "Ada yang mau beli, saya nggak boleh. Kasihkan saja," ungkap dia.
Jika dikonsumsi, hasil kebunnya juga aman bagi kesehatan, termasuk untuk anak-anak. Karena kebunnya ramah lingkungan. Tanpa bahan kimia. "Pakai pupuk kandang (organik)," ujarnya.
Hanya saja, tanaman melon miliknya perlu perawatan lebih saat berbuah. Apalagi, media tanamnya berada di dalam paralon. "Buahnya harus diikat kuat-kuat," terang dia.
Ke depan, ia ingin terus mengembangkan pertanian organik sistem urban farming tersebut. Sehingga, hasil panennya lebih maksimal lagi. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H