Mohon tunggu...
Imam Arief Mutawaqil
Imam Arief Mutawaqil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Walisongo Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Terkikisnya Permainan Tradisional akibat Perubahan Sosial

9 Mei 2020   22:21 Diperbarui: 12 Mei 2020   16:45 3841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi pada kehidupan manusia secara terus menerus dan tidak akan berhenti, karena pada dasarnya tidak ada suatu masyarakatpun yang berhenti di suatu masa. Dalam artian setiap masa pasti ada manusianya dan setiap manusia juga pasti ada masanya. Maka dari itu perubahan sosial dalam masyarakat sangat wajar karena seiring berkembangnya zaman manusia akan mengalami perubahan baik secara signifikan atau tidak, baik secara cepat atau lambat.

Manusia diciptakan dengan akal pikirannya yang mampu menciptakan sesuatu hal yang baru. Pada dasarnya manusia memiliki sifat ketidak puasan terhadap apa yang mereka lakukan. Maka dari itu manusia memiliki akal pikiran supaya bisa untuk memperbaharui, memperbaiki, mengkreasikan, mengembangkan, menciptakan, dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan salah satu yang membuat teknologi semakin maju contohnya seperti permainan. Berdasarkan berkembangnya era digital permainan tradisional mulai tersingkirkan dengan permainan-permainan modern seperti game online.

Seperti yang terjadi pada belakangan ini, seiring berjalannya waktu masyarakat enggan untuk memainkan permainan tradisional khususnya anak-anak. Mereka lebih suka bermain game online daripada permainan tradisional. Permainan tradisional sendiri biasanya terbuat dari alat-alat sederhana seperti yang sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari (kayu, plastik, bambu, dan lain sebagainya) sedangkan game online adalah suatu permainan yang terhubung dengan jaringan internet dan menggunakan teknologi masa kini. Keduanya sama-sama bisa dimainkan secara individu maupun bersamaan. Namun faktanya sekarang perubahan permainan pada anak-anak tidak hanya terjadi di kota saja, tetapi juga sudah sampai ke daerah pedesaan. Saat ini jarang sekali terlihat anak-anak memainkan permainan tradisional seperti congklak, gobak sodor, petak umpet, lompat tali, dan lain sebagainya.

Pada zaman di era digital seperti sekarang ini anak-anak lebih suka permainan modern khususnya game online karena permainannya sangat canggih dan membuat orang merasa penasaran dan tertantang untuk mempermainkannya. Sebelum anak-anak zaman sekarang mengenal game online, solidaritas dan tali silaturahmi mereka benar-benar kuat dan terjaga. Bahkan sebelum mengenal permainan modern, anak-anak lebih suka bermain di luar rumah bersma teman-temannya. Hal ini telah menunjukan bahwa adanya perubahan yang mengarah pada pudarnya nilai-nilai sosial dan budaya di masyarakat khususnya dikalangan anak-anak yang notabennya sebagai generasi penerus bangsa, tetapi disisi lain tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan zaman pasti akan dilalui (Tedy, 2016).

Dari uraian diatas maka dapat ditarik benang merahnya bahwa perubahan sosial pada kehidupan manusia dapat beriringan dengan perkembangan teknologi yang terjadi. Semakin pesat perkembangan teknologi maka kemungkinan besar semakin terkikis juga nilai-nilai sosial dan budaya tradisional yang sudah ditanamkan sejak dulu. Tetapi disisi lain manusia juga tidak bisa disalahkan sepenuhnya karena perubahan sosial tersebut. Hal ini disebabkan oleh manusia yang notabennya pasti menginginkan perubahan kearah yang lebih baik dan maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun