Mohon tunggu...
Imam Syafii
Imam Syafii Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa Akuntansi Syari'ah IAIN Jember

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Agar Kita Disiplin, Khusyuk dan Menikmati Shalat

9 Mei 2020   23:17 Diperbarui: 9 Mei 2020   23:21 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

1. Jangan pernah tunda melakukan shalat. Usahakan
sesegera mungkin setelah masuk waktu shalat, lakukan
shalat. Tinggalkan semua pekerjaan segera setelah bisa
ditinggalkan. Tak harus pekerjaan Anda selesaikan
dahulu. Meski masih di tengah jalan, tinggalkan untuk
melakukan shalat. Menunda, meski direncanakan hanya
sebentar, kemungkinan besar akan membuat kita cenderung menunda lebih lama. Sedikit lebih lama dari pada yang direncanakan, lebih lama lagi, lebih lama
lagi ... hingga akhirnya waktu shalat (hampir) habis.

2. Meski Anda berpendapat boleh, jangan biasakan menjamak shalat. Usahakan sebisanya shalat 5 waktu (bukan
3 waktu, yakni dengan menggabungkan zuhur dan asar
serta magrib dan isya). Kalau terpaksa sekali menjamak,
upayakan jamak taqdim (menarik shalat yang waktunya
lebih belakangan ke yang lebih dahulu). Kebiasaan
menjamak cenderung berdampak seperti kebiasaan
menunda yang disebutkan pada nomor 1. Kali ini
dengan penyakit yang lebih banyak. Karena rakaat
shalat yang harus kita lakukan lebih panjang, kita
cenderung merasa lebih berat untuk melakukannya.
Dan pada saat shalat, kita cenderung melakukannya
secara cepat-cepat karena telah merasa capek sebelum
melakukannya, akibat banyaknya rakaat yang harus
dilakukan.
3. Kalau kita terlambat mengerjakan shalat, segera lakukan shalat qadha' secepatnya. Meski mungkin kita
berpendapat bahwa qadha' bisa dilakukan kapan saja
selama sisa hidup kita, penundaan bisa mengakibatakan kita malas melakukannya, atau lupa. Tapi, akibat
yang jauh lebih buruk adalah, karena merasa shalat
kita sudah tidak teratur, kita cenderung merasa longgar setelahnya. "Toh sebelumnya sudah tak shalat, ...
kalau ditambah sekali-dua kali lagi tak shalat, tak
banyak menambah kekurangaturan atau kekurang-disiplinan shalat kita." Begitu seterusnya, hingga
makin banyak lagi, dan makin enteng lagi kita meninggalkan shalat. Kalau sudah begini, akan amat sulit
untuk memulai lagi kebiasaan shalat secara berdisiplin.
4. Pelajari dan lakukan langkah-langkah yang dapat menciptakan penghayatan dan kenikmatan shalat:
* Pahami fungsi dan manfaat shalat (juga kerugian-kerugian akibat meninggalkan shalat), baik di dunia
maupun di akhirat.
* Pahami makna bacaan-bacaan shalat.
* Pahami makna gerakan-gerakan shalat.
* Lakukan shalat dengan khusyuk dan thuma'ninah
(melakukan semua rukun dengan tenang, masing-masing sempurna, dan satu demi satu), termasuk
tartil (tak terburu-buru, fasih, serta jelas dan benar
dalam melafalkan bacaan shalat).
* Lakukan semua tahap pendahulu dan tahap yang
mengikuti shalat dengan sebaik-baiknya, termasuk
memahami makna-makna simbolisasinya. Tahap
pendahuluan, seperti berwudhu dan doa-doanya,
merupakan conditioning (penciptaan suasana fisik,
mental, dan spiritual) yang amat bagus untuk shalat yang baik. Usahakan agar air benar-benar mengalir
secukupnya ke semua bagian organ tubuh yang
harus terkena air wudhu.
* Demikian pula, selenggarakan tahap yang mengikuti shalat, yakni membaca doa-doa setelah shalat
(tarqib), dengan sebaik-baiknya.
* Pastikan semua tempat yang terkait dengan pelaksanaan shalat dan persiapan-persiapannya bersih
dari najis, atau setidaknya najis tak menempel pada
tubuh kita. Selalu pastikan tempat berwudhu bersih
dari najis. Siramlah sebersih mungkin setiap memasuki tempat wudhu (yang tidak khusus dipergunakan untuk keperluan ini). Lipatlah celana, kalau
mungkin lepaslah, ketika berwudhu agar tidak
terciprat najis di kamar mandi (toilet). Lebih bagus
jika kita sediakan tempat wudhu khusus terpisah
dari toilet. Jika sudah selesai berwudhu, cucilah
bagian-bagian tubuh kita khususnya kaki yang
memungkinkan terciprat najis (sebanyak mungkin
bagian tubuh itu, bahkan hingga lebih dari bagian
tubuh yang terkena air wudhu).
* Pakailah pakaian yang bersih. Jangan begitu saja
memakai pakaian yang sudah menempel di tubuh
kita. Setidaknya tambahlah dengan kopiah. Kalau
kita di rumah, dan hanya memakai kaus dalam, misalnya, pakailah baju yang bersih. Kalau perlu dan memungkinkan, mandilah terlebih dahulu, pakailah
wewangian sedapat mungkin.
Jika kita lakukan semua langkah di atas dengan sebaik-baiknya, kita akan dapat merasakan kesegaran dan kebersihan
fisik, mental, dan spiritual, yang akan amat membantu dalam
mempersiapkan berbagai prasyarat yang diperlukan bagi suatu
penyelenggaraan shalat yang thuma'ninah dan khusyuk. Insya
Allah.

Referensi:

Bagir, Haidar. 2007. Buat Apa Shalat: kecuali Jika Anda Hendak Mendapatkan Kebahagiaan dan Ketenangan Hidup. Jakarta: Mizan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun