Akhir akhir ini, Bencana alam marak terjadi di negara kita, seperti banjir bandang, tanah longsor, letusan gunung berapi, dan lain sebagainya dengan memakan korban jiwa yang tidak sedikit.Â
Mendiskusikan tentang penyebab bencana ini sangatlah komplek seperti kerusakan lingkungan, faktor alam, peran serta manusia yang jika didiskusikan akan memicu pro dan kontra.Â
Jatuhnya korban jiwa umumnya disebabkan dengan datangnya bencana yang begitu cepat, minimnya informasi peringatan dini yang sampai ke masyarakat. Saya akan fokus ke bidang yang selama ini saya berkecimpung, Realtime Monitoring.
Informasi potensi bencana masih bersifat terlalu umum, misalnya potensi hujan deras dan angin kencang untuk daerah tertentu, yang biasanya ditanggapi dengan biasa oleh masyarakat.Â
Perlu informasi peringatan yang lebih spesifik, misalnya Curah hujan stasiun A dalam 4 jam terakhir mencapai 60 mm, jika curah hujan berlanjut mencapai 100 mm dalam  2 jam kedepan, maka masyarakat sepanjang aliran sungai didaerah B diharapkan bersiap untuk evakuasi. Dengan peringatan dini yang spesifik, diharapkan masyarakat di sekitar area yang diperingatkan akan waspada.
Agar tercipta sistem yang menghasilkan peringatan dini seperti, diperlukan investasi yang sangat besar untuk :
Mapping Bencana
Mapping peta bencana spesifik,  potensi bencana disetiap daerah harus dipetakan dengan detail dan benar benar spesifik, misalkan daerah DAS hulu sungai Brantas, potensi banjir bandang ketika akumulasi curah hujan mencapai A mm dalam waktu 4 jam. Setiap daerah perlu memiliki pemetaan yang   spesifik dan terukur serta lengkap.
Untuk mendapatkan data ini, bisa dari data bencana sebelumnya atau studi bencana oleh konsultan profesional. Database potensi bencana ini bisa disajikan dalam bentuk Sistem Informasi Geografis (SIG/GIS) berbasis Web sehingga masyarakat  bisa mengakses informasi potensi bencana secara spesifik di daerahnya masing masing.
Sistem Realtime Monitoring (telemetri)
Diperlukan stasiun pemantau yang dapat mengukur parameter seperti curah hujan, tinggi muka air secara real time dimana data terpantau secara live, dengan interval update data yang rapat misalkan setiap 15 menit atau interval lainnya, dimana data ini akan menjadi input untuk memantau tingkat bahaya dan potensi bencana yang ada.Â