Ketidaksiapan kaum SEKULAR ini menerima kekalahan tersebut memicu sentimen negatif dan berujung destruktif. Betapa mereka meludahkan segala mantra-mantra demokratisasi dan hak-hak sipil yang dicapai melalui pemilu, mereka mendadak mabuk dan lost of memory.
Sentimen ini setali tiga uang dengan pernyataan gembong dan begundal dari SEPILIS lokal di Indonesia, Zuhairi Misrawi dalam twitter menyatakan bahwa islamis (baca: ummat islam indonesia yang menginginkan penegakkan syariah) di negeri ini patut bersyukur, karena kita (baca: kaum sepilis)  tidak akan membunuh mereka. Di Mesir, mereka dibunuh dan dinistakan.
Betapa El Baradei telah menunjukkan kebusukan dan sempit hati saat eskalasi kekerasan semakin memuncak pria peraih hadiah Nobel ini secara pengecut melarikan diri ke Wina untuk berkumpul bersama keluarganya. Kemana umpatan dan orasi banci pria berkaca mata ini? Kemanakah spirit perjuangan saat memberikan suntikan moral kepada sejumlah kecil kaum sekular, penyuka kebebasan tanpa batas dan kristen koptik berunjukrasa dan lalu kemudian di hijacked oleh Jenderal pecundang Sisi untuk menjatuhkan Mursi?
****
Tidaklah perlu kalian membunuhi 'mayat-mayat' ikhwan tersebut wahai begundal duniawi! Sesungguhnya Ikhwanul Muslimin telah mematikan perjuangan saat memilih demokrasi sebagai tunggangannya.
Betapa demokrasi telah menggorok leher IM dan menumpahkan darah segarnya ke bumi dimana Musa alaihi salam dahulu menundukkan kepongahan Fir'aun laknatullah 'alaihi.
Syariat Islam haruslah melalui marhalah yang telah ditunjukkan oleh para pendahulu yang sholih! Dakwah dan berjihad fi sabilillah! Tidaklah mungkin hadirnya imarah atau penguasa atas daulah Islamiyyah dihasilkan dari pekerjaan bathil wal munkar! Ta'atlah kepada Tuhan dan Rasul!
Bongkar kebusukan thaghut (baca: demokrasi dan mantra-mantranya), raihlah kemulyaan dunia dengan baro'ah kepada sistem selain islam dan berpegang teguhlah kepada buhul-buhul tauhid!
Salam anti thagut!
Tautan Rujukan: