Nun adalah huruf hijaiyyah yang diberikan sebagai simbol dari "Nazareth" atau "Nasrani" oleh kelompok ISIS di Iraq. Tanda atau huruf ini representasi dari perbedaan keyakinan dari "Islam" dengan menggunakan tanda kutip dan Nasrani. Entah dengan menggunakan argumentasi apa mereka (baca: ISIS) memberikan tanda tersebut.
Dalam banyak hal ada beberapa pelanggaran prinsipil dari sekian tindakan yang dilakukan ISIS pada warga masyarakat di Iraq (terutama) dan Suriah. Penulis tidak berkeinginan untuk melebarkan substansi tulisan pada topik ini.
Topik yang ingin penulis sampaikan adalah tanda. Sebagai sebuah komunikasi yang menggambarkan apa yang dimiliki oleh pemilik tanda.
Beberapa kompasianer tentu saja masih ingat dengan gamblang dan jelas saat kejadian tahun 1998 dimana beberapa ruko (rumah toko) dan warung-warung bahkan pabrik-pabrik menuliskan dengan alakadarnya di dinding-dinding atau rolling door mereka dengan tulisan, "Milik Pribumi", Milik Haji Anu", "Pribumi dan Islam" serta sekian tulisan-tulisan yang lain sebagai tanda mereka meskipun warga sekitar mengetahui para pemiliknya adalah ras tertentu dan non muslim.
Asumsi dan harapan setelah tanda tersebut diberikan maka akan aman dan terjauhi dari penjarahan, pengrusakan dan kerugian-kerugian finansial lainnya. Sejujurnya hal tersebut menjadi sesuatu yang menyakitkan dan menghinakan sekali. Seakan-akan Islam identik dengan penjarahan, pengrusakan, pembinasaan dan seterusnya.
Penulisan tanda atau huruf "Nun" di setiap rumah warga yang beragama Nasrani di Iraq oleh ISIS seperti meniru cara kampungan dari efek rasa takut kaum minoritas di Indonesia saat kejadian tragis tahun 1998, entah apa yang tersambungkan dari cara dan gaya yang berlaku di Iraq saat ini dan cara-cara yang dilakukan oleh minoritas di Indonesia saat itu.
Tidak ada paksaan dalam beragama dan ini sudah final!
Jika ingin menjadi Nasrani, jadilah Nasrani yang baik dan jangan menjadi Nasrani yang disibukkan oleh aktifitas Islam dan segenap dinamika muslim.
Atau jadilah Muslim yang baik, jangan menjadi Muslim yang disibukkan mengurusi tetek bengek Nasrani selama tidak mencampuri urusan Muslim
Sesederhana itu. ISIS dengan simbol Nun untuk pemaksaannya dan menuliskan "Saya Muslim" untuk sekedar mencari aman menjadi sebuah lambang penistaan agama.
Selama Anda sibuk menjadi Nasrani yang Baik dan selama juga Anda disibukkan menjadi Islam yang Baik tidak perlu ada pergesekan-pergesekan yang di picu dari sensitivitas beragama. Menggunakan idiom-idiom keilmuan hanya sekedar menohok agama tertentu hanya menjadi landasan keyakinan seseorang untuk menyerang balik.