Mohon tunggu...
Imam Prasetyo
Imam Prasetyo Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya muslim

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dan Jokowi Pun Membalas Kicauan SBY

29 November 2014   19:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:31 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dan kepercayaan itu dibangun diantaranya oleh rekam jejak, ketulusan hati dan kesungguhan dalam bekerja," tulis Jokowi di akun Facebook pribadinya pada Jumat malam (28/11).

Wow!

Sungguh sebuah respon yang menohok dari seorang Jokowi terkait nasihat yang diberikan oleh pendahulunya yang pernah berkuasa selama dua periode. SBY seperti perlu sekali menggaris bawahi bahwa pemimpin yang selalu dibenarkan (meskipun pernyataan ini perlu dikritisi karena kemenangan Jokowi hanya hanya 'seiris') akan menimbulkan tiranisme baru. Baca disini.

Penggunaan frasa, "kepercayaan itu dibangun diantaranya oleh rekam jejak, ketulusan hati dan kesungguhan dalam bekerja" dari tohokan Jokowi perlu digarisbawahi dan penulis pungut untuk kemudian secara naratif kita susun ulang agar mempermudah kita meletakkan substansi dari pemilihan tersebut.

Rekam Jejak

Sebelumnya Jokowi mengatakan basis kepemimpinan dalam demokrasi adalah kepercayaan. Dan bangunan tersebut seperti tertulis diatas. Rekam jejak yang dimaksud Jokowi tentu saja rekam karir dirinya sewaktu menjabat walikota dan gubernur separuh perjalanan. Kecuali ada maksud lain dari penyebutan rekam jejak. Jika jejak yang dimaksud adalah prestasi maka perlu diperhatikan perbandingan karir dari kepemimpinan SBY dengan Jokowi tentu saja. Dalam skala dan level yang berbeda tentu saja namun parameter yang dibutuhkan tetap sama.

Ketulusan Hati

Penggunaan kosakata ini semakin membuat absurd karena bagaimana mengukur ketulusan (baca: tidak ada tumpangan atau tendensi lain selain bekerja untuk kepentingan rakyat). Jokowi juga merasa perlu menggunakan kosakata ini untuk (mungkin) meng-counter pernyataan SBY terkait bagaimana bekerja dalam terminologi sebagai abdi rakyat. Media massa Malaysia yang mengatakan presiden ketujuh RI adalah proxy (sebutan lain dari boneka atau antek-antek) Amerika Serikat. Maka tudingan Malaysia menjadi sebuah antitesa dari penggunaan kosakata "ketulusan hati".

Kesungguhan Dalam Bekerja

Entah apa yang dimaksud oleh Jokowi mengarahkan tulisan tersebut ke SBY yang sudah jelas memberikan baktinya kepada rakyat Indonesia selama 10 tahun terakhir. Kesungguhan apa yang dimaksudkan oleh Jokowi jika pemilu pertama dan periode kedua dimenangkan lebih besar persentasenya ketimbang Jokowi yang hanya meraih selisih 3% saja dari pesaingnya. Apa yang hendak dimaksud oleh Jokowi terkait membalikkan nasihat tersebut ke SBY jika umur kabinet yang disusun baru berusia kurang dari 100 hari plus embel-embel blunder yang dilakukan pemerintah seumur jagung ini?

Tapi ada sebuah nilai positif yang ditunjukkan oleh para nomor wahid republik ini bahwa sebuah pertikaian diksi dalam balutan 'nasihat' yakni tetap substantif meskipun ada perbedaan esensial, yang satu sudah membuktikan dan yang satu baru memulainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun