Mohon tunggu...
Bureg Sandeq
Bureg Sandeq Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

... manusia gembira bernaluri imajinasi ... jagalah keamanan hati dan pikiran... ...jreeeeeeng...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Erotomania

27 September 2011   04:57 Diperbarui: 6 Juli 2015   16:24 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(introduksi)

Pernahkah kau merasa menjadi sesuatu yang sangat membingungkan dari dirimu?

……………….????????

Aku sudah menerkanya.

Menjalani satu atau beberapa hari tanpa tahu sedang melakukan apa atau apa yang harus dipikirkan atau yang harus dikerjakan?.

(chorus)

Tapi aku tak bisa menebak siapa yang tengah kau cintai dengan sangat. Itu urusan hati dan waktumu. Lain dengan seorang temanku, yang bahkan isi tentang surat cintapun ia tak tahu. Padahal seringkali ia mendapatkan serangan pernyataan seseorang yang mengungkapkan cinta padanya. Gak tau ini aneh atau tidak. Tapi dia memang kusebut si cacat asmara.

Lalu ada lagi seorang teman yang selalu bingung menentukan cinta yang mana yang akan dipilih tuk serius. Katanya ia sudah minta saran pada ibu serta kakaknya yang lelaki, tapi mereka tak bisa memberi apa yang diminta si temanku ini.

Lain lagi dengan seorang kawanku yang wanita. Dia selalu gagal dalam meniti tapak tapak kisah cintanya. Akhirnya ia memutuskan untuk lebih memikirkan karirnya tanpa menyentuh lagi kisah kisah yang berkaitan dengan hal hal tersebut. Katanya, "cinta itu akan datang sendiri kalau kita udah sukses. Itu hanya persoalan nasib tentang kapan akan mendapatkannya. Makanya aku harus berduit dulu untuk membeli cinta, karna dengan begitu cinta akan mengerti aku bahkan tunduk padaku". (hmmm…)

Yah…beberapa kisah super pendek, mungkin ada yang mengatakan sebagai kisah kertas pembungkus kacang rebus anget. Tapi siapa yang tahu, kalau kertas pembungkus kacang itu adalah catatan harianmu sendiri yang sempat disobek oleh waktu dan dibuang di tong sampah sebelum seseorang membuangnya lagi ke pembuangan sampah umum. Sebuah dunia yang remeh namun pernah menjadi ingus yang meleleh dari hidungmu saat otakmu dihinggapi serangga puber pertama. Bisa kubayangkan sedikitnya seperti itu. Hmmm…sebuah lelucon idiot yang entah harus di tangisi atau airmata yang sebaiknya dijilat dengan tawa. Tapi kenapa? Rendahkah cerita seperti ini? Sehingga seolah olah yang lebih membanggakan adalah cerita kehidupan yang subversive dan menjadikan seorang narcist sebagai pahlawan super egomania………..(?) atau jangan jangan…memang sangat SAMPAH? Tapi aku masih percaya dengan sebuah doktrin yang mengatakan "tak ada kebenaran tunggal, yang ada hanya kebenaran esa". Yang berarti otak kita masing masing bisa saja berubah menjadi mesin mesin penyaring udara terhirup yang kemudian akan menyisakan debu debu yang suatu saat menjadi bom waktu.

(reff) Apa kabarmu wahai kebingungan? Kuharap dirimu tak baik baik saja.

Masih belum menjijikkan keadaannya. Aku hanya mengisi waktu luangku dengan mengajarinya minum susu kalsium agar osteoporosis berhenti mencubit tulangnya. Tapi ia baru beberapa hari keluar dari selangkangan. Belum menjijikkan kan?

(chorus)

masih ingat bagaimana lidahnya menarikan walts atau salsa dirongga mulutmu, dan akhirnya kau bertukar (yang menurut beberapa orang) "kuman"? yah…terkadang nikmat kuman itu dengan bumbu pelukan hangat serta cerita cerita lembut membelai punggung yang sudah tak berbenang, terkadang pula karena laparnya libido memaksa untuk ditelan setelah terlebih dahulu meminum piano concerto no.2 in f mayor karya chopin. Lalu bisiknya "kita seakan berbaring di atas pelangi pagi. Redup dan hanya kita berdua menikmati cinta". hah…kalimat pengecup untuk mengawali percintaan. Kenapa jarang sekali yang mengawali dengan kalimat " ayo buka bajumu, aku ingin sekali menikmati tubuhmu wahai pelampiasanku". Dan setelah sssttt…ahhh, dia segera memakai pakaian dengan alasan ada janji dengan teman atau apalah. Habis manis sepah didaur ulang.

(reff) apa kabarmu wahai kebingungan ? kuharap dirimu tak baik baik saja.

Masih belum menjijikkan pikirannya. Masih seperti kadal yang bongsor di tengah padang pasir. Tapi masih sempat ia menemukan beberapa batang bunga yang bisa dijadikan peneduh. Terkadang dijilat satu persatu kelopaknya.

*****************************************************************************

- silahkan lanjutkan cerita ini berdasarkan kekuatan erotis ego anda. jika telah selesai menurut anda, silahkan kirim kembali pada saya. kutunggu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun