Mohon tunggu...
Bureg Sandeq
Bureg Sandeq Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

... manusia gembira bernaluri imajinasi ... jagalah keamanan hati dan pikiran... ...jreeeeeeng...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Erotomania

27 September 2011   04:57 Diperbarui: 6 Juli 2015   16:24 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masih belum menjijikkan keadaannya. Aku hanya mengisi waktu luangku dengan mengajarinya minum susu kalsium agar osteoporosis berhenti mencubit tulangnya. Tapi ia baru beberapa hari keluar dari selangkangan. Belum menjijikkan kan?

(chorus)

masih ingat bagaimana lidahnya menarikan walts atau salsa dirongga mulutmu, dan akhirnya kau bertukar (yang menurut beberapa orang) "kuman"? yah…terkadang nikmat kuman itu dengan bumbu pelukan hangat serta cerita cerita lembut membelai punggung yang sudah tak berbenang, terkadang pula karena laparnya libido memaksa untuk ditelan setelah terlebih dahulu meminum piano concerto no.2 in f mayor karya chopin. Lalu bisiknya "kita seakan berbaring di atas pelangi pagi. Redup dan hanya kita berdua menikmati cinta". hah…kalimat pengecup untuk mengawali percintaan. Kenapa jarang sekali yang mengawali dengan kalimat " ayo buka bajumu, aku ingin sekali menikmati tubuhmu wahai pelampiasanku". Dan setelah sssttt…ahhh, dia segera memakai pakaian dengan alasan ada janji dengan teman atau apalah. Habis manis sepah didaur ulang.

(reff) apa kabarmu wahai kebingungan ? kuharap dirimu tak baik baik saja.

Masih belum menjijikkan pikirannya. Masih seperti kadal yang bongsor di tengah padang pasir. Tapi masih sempat ia menemukan beberapa batang bunga yang bisa dijadikan peneduh. Terkadang dijilat satu persatu kelopaknya.

*****************************************************************************

- silahkan lanjutkan cerita ini berdasarkan kekuatan erotis ego anda. jika telah selesai menurut anda, silahkan kirim kembali pada saya. kutunggu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun