Contoh: Di banyak bandara internasional, untuk masuk ke area landasan pacu atau ruang kontrol menara pengawas, seseorang harus memiliki izin khusus. Bahkan akses ke ruang terminal tertentu yang sensitif bisa dibatasi hanya untuk personel dengan ID yang valid. Salah satu contoh pengelolaan akses ini adalah penggunaan kartu identitas elektronik dan pemindaian wajah untuk memverifikasi izin akses setiap individu. Di Indonesia sendiri semua bandara mensyaratkan seseorang memiliki PAS bandara untuk memasuki daerah tertentu didalam area bandara.
Dengan pengawasan ketat, bandara dapat memastikan bahwa hanya personel yang telah terverifikasi dan berwenang yang dapat memasuki area-area tersebut, yang mengurangi risiko potensi ancaman yang dapat timbul dari individu yang tidak memiliki izin.
4. Menangani Ancaman Keamanan Siber
Keamanan bandara tidak hanya terbatas pada fisik dan pemeriksaan langsung. Ancaman dunia maya juga telah menjadi perhatian serius dalam beberapa tahun terakhir, mengingat banyak sistem operasional bandara, seperti jadwal penerbangan, pemrosesan tiket, dan kontrol lalu lintas udara, sangat bergantung pada sistem komputer dan jaringan internet.
Contoh: Pada tahun 2015, bandara internasional di Belgia, Brussels, menjadi target serangan siber yang menargetkan sistem komputer bandara untuk mengacaukan operasionalnya. Keamanan siber yang ketat, seperti firewall, pengawasan jaringan, dan sistem pemulihan bencana, menjadi sangat penting dalam menjaga kontinuitas operasional bandara.
Mengelola ancaman siber di bandara melibatkan implementasi protokol keamanan yang kuat untuk sistem TI, serta pelatihan personel dalam mendeteksi dan menangani potensi serangan siber yang dapat mengganggu operasional bandara.
5. Perlindungan Terhadap Barang dan Kargo
Bandara juga berfungsi sebagai titik transit untuk pengiriman barang dan kargo. Pengawasan yang ketat sangat diperlukan untuk mencegah penyelundupan barang ilegal atau berbahaya yang dapat merusak keamanan nasional atau menyebabkan kerugian ekonomi. Barang yang dibawa melalui bandara harus melewati prosedur pemeriksaan yang ketat untuk memastikan bahwa mereka tidak mengandung bahan terlarang, seperti narkotika, senjata, atau bahan peledak.
Contoh: Di Bandara Internasional Dubai, setiap kargo yang masuk atau keluar harus diperiksa dengan mesin pemindai dan diperiksa manual jika dicurigai. Keamanan bandara juga melibatkan pengawasan terhadap bea cukai dan kepabeanan yang berfungsi untuk mencegah penyelundupan barang-barang terlarang.
6. Pencegahan Terhadap Penyebaran Penyakit Menular
Bandara juga berfungsi sebagai pintu gerbang internasional bagi pelancong dari seluruh dunia. Dalam situasi global seperti pandemi, pengawasan di bandara menjadi lebih penting dari sebelumnya untuk mencegah penyebaran penyakit menular antarnegara.
Contoh: Pada pandemi COVID-19, banyak bandara di seluruh dunia memperkenalkan pemeriksaan suhu tubuh, tes PCR, dan pemakaian masker sebagai bagian dari protokol kesehatan. Dengan pengawasan ketat, bandara dapat mengidentifikasi penumpang yang mungkin terinfeksi dan mencegah mereka untuk melanjutkan perjalanan.
Keamanan Bandara adalah Aspek Penting terhadap Keberlangsungan Bandara itu Sendiri
Keamanan bandara adalah aspek yang sangat vital dalam industri penerbangan. Pengawasan yang ketat di bandara mencakup berbagai elemen, mulai dari pencegahan terorisme, menjamin keselamatan penumpang dan personel bandara, hingga menangani ancaman siber dan penyebaran penyakit. Setiap lapisan pengawasan berfungsi untuk menjaga kelancaran operasional dan melindungi keselamatan semua pihak yang terlibat. Oleh karena itu, pengawasan yang efektif dan berkelanjutan sangat diperlukan agar bandara tetap berfungsi dengan aman, efisien, dan bebas dari ancaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H