Mohon tunggu...
IMAIDA AYU FARADILLA
IMAIDA AYU FARADILLA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hoby membaca

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kasus bunuh diri yang marak di kota malang

26 Januari 2025   00:33 Diperbarui: 25 Januari 2025   23:32 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kasus bunuh diri yang marak di kota Malang yang telah menjadi

sorotan publik dalam Beberapa

Tahun belakangan ini mengungkapkan sisi gelap dari tekanan sosial , ekonomi , dan

psikologis yang sering kali tidak terlihat oleh mata kita . Fenomena ini bukan hanya soal tragedi Individu tetapi juga mencerminkan tantangan besar dalam hal kesehatan mental , kesadaran sosial dan ketahanan masyarakat kita . Kasus – kasus bunuh diri yang semakin meningkat di Malang memberikan gambaran bahwa kita

sebagai masyarakat perlu lebih membuka mata dan mendiskusikan masalah kesehatan mental secara lebih terbuka dan tanpa stigma . Krisis Kesehatan Mental yang Terabaikan

Salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan dalam kasus bunuh diri adalah kesehatan mental meskipun telah banyak

kampanye tentang pentingnya menjaga kesehatan mental kenyataannya masih banyak orang yang merasa terisolasi atau tidak mendapat dukungan ketika

menghadapi masalah psikologis yang berat, stigma seputar kesehatan mental sering

kali membuat orang merasa enggan mencari bantuan bahkan ketika berada diambang keputusasaan.

Di kota malang banyak individu muda yang terlibat dalam kasus bunuh diri yang mengidentifikasikan bahwa mereka mungkin merasa tidak memiliki tempat untuk berbicara atau mencari bantuan atas perasaan mereka . Tuntutan sosial tekanan akademik masa

lah pribadi dan bahkan ketidakpastian ekonomi bisa menjadi pemicu yang mendorong seseorang ke jurang

keputusasaan , bunuh diri sering kali merupakan hasil dari akumulasi masalah yang tidak ditangani yang akhirnya mencapai titik terendah.

Tekanan Sosial dan Ekonomi

Malang sebagai kota pendidikan dengan banyak mahasiswa dari berbagai daerah juga menghadapi tantangan sosial dan ekonomi yang kompleks mahasiswa terutama yang jauh dari keluarga sering kali

harus berhadapan degan tekanan akademik yang berat masalah keuangan atau bahkan masalah identitas dan masalah pergaulan ,

selain itu krisis ekonomi yang semakin terasa akibat Pandemi covid-19 dengan meningkatnya pengangguran dan ketidakpastian

masa depan juga memberikan dampak psikologis yang sangat signifikan.Tidak jarang individu muda merasa terjepit antara harapan orang tua dan kenyataan

hidup yang mereka hadapi ketika harapan dan kenyataan berbenturan dengan perasaan kecewa dan tidak berdaya bisa muncul ketika tidak ditangani dengan baik dapat berkembang menjadi rasa putus asa.Peran Keluarga dan Lingkungan Selain tekanan eksternal peran keluarga dan teman sangat berpengaruh besar dalam mencegah kasus bunuh diri , banyak korban bunuh diri yang sebenarnya menunjukkan tanda-tanda peringatan sebelum mengambil keputusan fatal tersebut tetapi tanda-tanda tersebut sering

kali tidak dikenali oleh orang-orang

sekitarnya kurangnya komunikasi terbuka di dalam keluarga dan lingkungan sekitar sering kali menjadi alasan mengapa seorang

tidak mendapatkan dukungan yang mereka butuh kan.

Dalam banyak kasus orang yang

mengalami krisis emosional atau depresi cenderung menarik diri dari kehidupan sosial mereka , jika keluarga dan teman teman dekat tidak peka terhadap perubahan

perilaku ini maka rasa kesepian dan terisolasi yang dialami oleh individu tersebut akan semakin diperburuk.

Contoh kasus yang marak di kota

malang

1. Kasus Bunuh Diri Mahasiswa

Universitas Brawijaya Malang

(2019)

Pada tahun 2019 seorang

mahasiswa universitas Brawijaya

ditemukan tewas bunuh diri

dikamar kosnya di kawasan malang , mahasiswa berusia 21 tahun tersebut dilaporkan mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung diri . Sebelum kejadian ia diketahui sedang mengalami tekanan akademik yang cukup berat beberapa teman dekatnya mengungkapkan bahwa mahasiswa tersebut merasa kesulitan dalam menghadapi banyaknya tugas kuliah dan beban ujian yang menumpuk selain itu ia juga merasa cemas dengan masa depannya setelah lulus dan menghadapi dunia kerja.

2. Kasus Bunuh Diri Mahasiswa

Universitas Negeri Malang (2020)

Pada tahun 2020 seorang

mahasiswa universitas negeri

malang ditemukan meninggal dunia setelah melakukan bunuh diri dikamar kosnya , mahasiswa

tersebut diketahui sempat

mengalami kesulitan dalam

menghadapi tuntutan akademik

yang sangat besar ditambah lagi

dengan tekanan sosial yang ia

dapatkandalam beberapa

percakapan dengan teman temannya ia sempat mengatakan

kekhawatiran mengenai akademiknya dan kecemasan akan kegagalan ujian.Selain tekanan akademik ia merasa kesepian karena jauh dari keluarga

dan tidak memiliki banyak teman

dekat untuk berbicara kasus ini

menggambarkan betapa pentingnya adanya dukungan sosial yang kuat

dan akses yang mudah untuk

pelayanan konseling di lingkungan

kampus yang dapat membantu

mahasiswa yang mengalami

kesulitan emosional dan psikologis.

3. Kasus Bunuh Diri Pelajar SMA di

Malang (2021)

Pada tahun 2021 seorang pelajar

dimalang ditemukan meninggal

dunia akibat bunuh diri pelajar

tersebut diketahui menghadapi

tekanan dari orang tua dan tuntutan akademik yang tinggi , ia merasa

tertekan dengan ujian yang harus

dihadapi dan merasa kesulitan

untuk memenuhi harapan orang

tuanya agar melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi

ternama.

UpayaPencegahan Membangun

Kesadaran dan Dukungan 

Upaya mengatasi maraknya kasus bunuh diri dikos malang kita perlu lebih fokus kepada pencegahan dan pendidikan tentang kesehatan mental ini melibatkan beberapa

langkah penting antara lain:

1. Edukasi tentang kesehatan

mental : Masyarakat terutama

generasi muda harus diberi

pemahaman yang lebih baik

mengenai tanda-tanda depresi

kecemasan dan setres yang

berlebihan , edukasi ini harus

dimulai dari sekolah-sekolah

kampus hingga komunitas

masyarakat umum.

2. Membangun sistem dukungan

sosial : Pemerintah dan lembaga

pendidikan perlu membangun

sistem dukungan sosial yang lebih

baik seperti pusat konseling hotline kesehatan mental atau kelompok

dukungan , untuk mereka yang

merasa kesepian dan terisolasi

kampus dan lingkungan kerja juga

harus memiliki program

kesejahteraan mental yang

memadai untuk membantu individu yang mengalami tekanan

psikologis.

3. Meningkatkan akses kesehatan

mental : Salah satu tantangan

terbesar adalah kurangnya akses

terhadap layanan kesehatan mental yang terjangkau dan mudah

dijangkau , pemerintah dan lembaga kesehatan perlu memperbanyak fasilitas dan sumber daya untuk layanan konseling dan Psikotherapy

yang dapat membantu individu

menghadapi masalah mereka

sebelum terlambat.

4. Menghilangkan stigma :

Masyarakat perlu mengubah

pandangan mereka terhadap

kesehatan mental stigma yang

menyebut orang yang mengalami

depresi atau gangguan mental

sebagai lemah atau cengeng harus

dihentikan kita harus menciptakan

lingkungan yang mendukung

individu yang ingin mencari bantuan tanpa rasa takut akan penghakiman .

Kesimpulan :

Tanggung Jawab Bersama Kasus bunuh diri yang marak di kota

malang adalah panggilan untuk kita semua baik pemerintah masyarakat maupun individu untuk lebih peduli terhadap masalah kesehatan mental kita , harus menciptakan ruang di mana orang merasa

aman untuk berbicara tentang masalah yang mereka hadapi serta memberikan dukungan Konkrit untuk mereka yang sedang berjuang dengan perasaan putus asa.Menghadapi masalah bunuh diri bukan hanya soal menangani satu kasus tragis tetapi juga tentang membangun kesadaran

kolektif tentang pentingnya kesejahteraan Mental dan bagaimana kita bisa mendukung sesama yang sedang berada

dalam kesulitan dengan meningkatkan pemahaman dan dukungan sosial yang lebih baik kita bisa mencegah lebih banyak tragedi seperti ini terjadi dimasa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun