"ARTIKEL AKSI NYATA MODUL 1.4"
DISIPLIN POSITIF
Oleh : Imah Nur Halimah (CGP Angkatan 11)
UPTD SDN 1 Kepandean_Indramayu
Pada pembelajaran akhir di Modul 1.4 ini, saya melakukan aksi nyata yaitu dengan membuat kegiatan pengimbasan materi melalui webinar kombel sekolah yang telah terintegrasi di PMM, Nama kombel sekolah kami yaitu kombel "CAKRAWALA DEWANTARA". Kegiatan pengimbasan ini sebagai ruang untuk berbagi informasi dan sebagai ruang untuk berkolaborasi antar tenaga pendidik di sekolah saya serta peserta webinar yang bergabung . Saya berharap ilmu yang saya dapatkan dalam Pendidikan Calon Guru Penggerak ini dapat bermanfaat bagi orang lain terutama rekan kerja saya dalam mendidik putra putri bangsa kita tercinta ini. Kami ingin bersinergi untuk belajar bersama tentang Disiplin Positif dan bagaimana strategi yang harus dilakukan untuk mewujudkannya menjadi budaya positif baik dilingkup kelas maupun sekolah. Dengan waktu kurang lebih satu jam kami di pertemukan dalam sesi kegiatan webinar pengimbasan penyebaran pemahaman budaya positif. Harapan saya dengan mengajak rekan satu sekolah dan peserta webinar yang telah bergabung, akan berdampak lebih luas dalam pengimbasan tentang budaya positif ini. Pada sesi kegiatan pengimbasan tersebut kami belajar banyak sekali materi modul 1.4 di antaranya adalah :Â
1. Perubahan paradigma pembelajaran
2. Disiplin positif dan nilai kebajikan universalÂ
3. Teori motivasi, hukuman, penghargaan, dan restitusiÂ
4. Kebutuhan dasar manusiaÂ
5. Keyakinan kelasÂ
6. Posisi control guruÂ
7. Segitiga restitusiÂ
Yang saya sampaikan garis besarnya sebagai berikut :Â
Perubahan paradigma pembelajaran ini merupakan pergeseran antara stimulus respon menjadi teori control. Pembelajaran dirancang berdasarkan prinsip pembelajaran yang berpihak kepada murid dan berdiferensiasi, sehingga setiap murid akan belajar sesuai dengan kebutuhan dari tahap perkembangannya untuk menjadi manusia yang bisa meraih keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya dimasa depan nanti.
Makna kata disiplin itu sendiri adalah sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapat kepatuhan. Kemudian yang dimaksud dengan disiplin positif adalah pendekatan untuk mendidik murid yang bertujuan untuk membentuk control diri dan meningkatkan kepercayaan diri, sehingga mereka bisa berperilaku dengan berpedoman kepada nilai-nilai kebajikan universal yaitu, sifat positif manusia, merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai oleh setiap individu, terlepas dari suku bangsa, bahasa, agama, maupun latar belakangnya.Â
Setiap perilaku salah atau tindakan indisipliner yang dilakukan oleh murid kita pasti punya motivasi tertentu yang terbagi menjadi tiga, yaitu :
untuk menghindari ketidaknyamanan / hukuman
 untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan, kemudianÂ
motivasi yang paling baik adalah untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percayai.Â
Dari tidakan yang didasari motivasi-motivasi tersebut maka seorang guru akan memberikan respon kepada muridnya yang dikategorikan menjadi konsep disiplin identitas gagal dan konsep disiplin identitas sukses. Konsep disiplin identitas gagal mencakup 2 tindakan yaitu memberikan hukuman dan penghargaan, yang dimaksud dengan hukuman adalah bentuk pengendalian perilaku seseorang yang bersifat memaksa dan menyakitkan, sedangkan penghargaan adalah bentuk pengendalian perilaku seseorang dengan suatu imbalan benda / peristiwa yang diinginkan. Kemudian konsep disiplin identitas sukses mencakup 2 tindakan yaitu konsekuensi dan restitusi, yang dimaksud dengan konsekuensi adalah bentuk pengendalian perilaku seseorang yang membutuhkan proses stimulus respon, sedangkan restitusi adalah proses mencipakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan sehingga mereka bisa kembali pada kelompoknya dengan karakter yang lebih kuat. Â
Murid kita melakukan suatu tindakan indisipliner tersebuat bisa saja karena kebutuhan dasar mereka belum terpenuhi, sehingga mereka berusaha mencari cara agar bisa terpenuhi. Kebutuhan tersebut dibagi menjadi lima, yaitu : bertahan hidup, kasih sayang dan rasa diterima, penguasaan, kebebasan, dan kesenangan.Â
Diperlukan suatu nilai yang membantu mereka menjadi murid yang berbudaya positif dalam hal ini adalah keyakinan kelas, yaitu nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati oleh guru dan murid secara tersirat dan tersurat dalam kelas sebagai acuan dalam berperilaku terhadap diri sendiri dan orang lain dalam lingkungan tersebut.Â
Budaya positif juga bisa diwujudkan dengan memiliki posisi kontrol terbaik sebagai seorang guru dalam merespon tindakan indisipliner murid. Posisi kontrol tersebut dibagi menjadi lima, yaitu, penghukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau dan manager. Dalam hal ini posisi manager di anggap sebagai posisi kontrol yang terbaik dan ideal untuk diterapkan.Â
Pada posisi manager guru tidak berperan sebagai pengatur perilaku muridnya, melaikan guru sebagai pembimbing murid agar bisa mengatur dirinya menjadi pribadi dengan karakter yang lebih kuat lagi. Disinilah konsep disiplin identitas sukses diterapkan melalui restitusi yang memiliki 3 tahapan, yaitu : mensatabilkan identitas, validasi tindakan yang salah dan menanyakan keyakinan. Demikianlah garis besar materi yang saya sampaikan dalam kegiatan pengimbasan materi modul 1.4, melalui kegiatan webinar kombel kali ini saya berharap rekan sejawat serta peserta webinar yang bergaung bisa mengimplementasikan sedikit pengetahuan yang didapatkan di kelas mereka masing-masing sehingga budaya positif bisa terwujud di sekolah masing-masing. Tentu banyak sekali hal yang perlu saya perbaiki dalam pelaksanaan kegiatan ini, untuk itu saran dan masukan baik dari fasilitator, pengajar praktik, kepala sekolah dan rekan sejawat akan menjadi sangat berarti untuk perbaikan pada kegiatan kegiatan yang akan saya lakukan berikutnya. Salam guru penggerak Tergerak, bergerak, dan menggerakkan.
DOKUMENTASI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H