Tulisan ini tentang bulan September. Billie Joe Armstrong menulis lagu dengan judul itu untuk didedikasikan kepada sang ayah yang meninggal karena terkena kanker. Begitu sedihnya, sampai-sampai feeling lagu ini bisa dirasakan oleh mereka yang punya pengalaman atau pernah ada dalam situasi yang serupa. Bagi Billie Joe, bulan Septembernya tak akan lagi secerah dulu setelah ayahnya meninggal. Namun, gelapnya September tak hanya dirasakan oleh Billie Joe, namun juga oleh bangsa Indonesia.
September, sang bulan kesembilan dalam kalender masehi seakan menjadi waktu yang tidak bisa dilewatkan begitu saja dalam perjalanan tahunan masyarakat Indonesia. Setidaknya, bagi mereka yang masih peduli dan masih memiliki rasa empati terhadap sesama, September tidaklah begitu cerah. Banyak tragedi dan kejadian kelam yang terjadi di bulan ini. Paling tidak, kejadian-kejadian di bawah inilah yang hingga kini dianggap sebagai tragedi besar dalam sejarah Indonesia, khususnya dalam hal HAM.
- Tragedi 1965-1966
Jika pernah mendengar istilah G30S PKI, maka tragedi ini merupakan rangkaian dari meletusnya konflik komunal di Indonesia yang disulut oleh pemberontakan PKI pada tahun 1965.Â
Dari data yang dirilis oleh Kontras, berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Komnas HAM, ada lebih dari 32 ribu orang yang hilang dan setidaknya 2 juta orang yang menjadi korban dari rangkaian tragedi ini.Â
Mereka yang menjadi korban adalah masyarakat yang dituduh memiliki keterkaitan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang menjadi dalang dari kejadian G30S PKI.Â
Hampir semua hal yang berkaitan dengan PKI pada masa itu dibabat habis sampai ke akarnya, termasuk orang-orang yang "beraroma" PKI.Â
Hingga kini, tuntutan keadilan dari para keluarga korban masih belum juga bisa diwujudkan, bahkan hingga berganti beberapa periode kepemimpinan di Indonesia.
- Tragedi Tanjung Priok (1984)
Tanjung Priok menjadi saksi bagaimana puluhan nyawa melayang dalam kerusuhan yang terjadi di hari itu, 12 September. Keinginan pemerintah Orde Baru untuk melanggengkan kekuasaannya dengan menerapkan kebijakan asas tunggal Pancasila menjadi akar permasalahan dari tragedi ini.Â
Kebijakan tersebut banyak ditentang karena implementasi kebijakannya terlalu dipaksakan sehingga membuat beberapa kelompok tidak setuju akan hal itu sehingga pada akhirnya menimbulkan bentrokan yang juga dibumbui oleh unsur SARA.
- Pembunuhan Munir Said Thalib
Munir, seorang pria yang disinyalir dibunuh dengan cara meracuni makanan yang ia santap ketika sedang melakukan penerbangan menuju Amsterdam.Â
Pembunuhan Munir dainggap sebagai bentuk pembunuhan politik, karena posisi Munir pada saat itu cukup vital dalam kontestasi Pemilu Presiden 2004.Â
Pada akhirnya, walaupun Pollycarpus ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus terbunuhnya Munir, siapa aktor intelektual dalam kasus tersebut masih belum terungkap, bahkan hingga kini. Tepat pada 7 September 2004, Munir terbang bersama Garuda menuju mautnya.
- Tragedi Semanggi 2
Terjadi pada 24-28 September 1999, ketika sedang banyak mahasiswa yang melakukan aksi di beberapa daerah di Indonesia dengan tujuan menentang RUU Penanggulangan Keadaan Bahaya serta tuntutan untuk mencabut dwi fungsi ABRI.Â
Beberapa aksi yang dilakukan mahasiswa tersebut mendapatkan represi oleh ABRI sehingga menimbulkan kerusuhan yang merenggut korban jiwa. Tragedi ini menjadi salah satu peristiwa pelanggaran HAM yang paling disorot, terlebih kejadiannya melibatkan mahasiswa yang sedang menyampaikan suara dan aspirasinya sebagai korban dari kekerasan aparat.
Semua kasus di atas telah diperjuangkan untuk mendapatkan keadilan yang layak, namun hingga kini masih belum ada titik terang yang ditemui.Â
Semuanya masih menggantung, janji-janji politik dari para pemimpin dan penguasa yang menjamin kasus HAM tersebut akan diusut dan diselesaikan nyatanya tidak pernah menampakkan buktinya.Â
Betapa gelapnya September dalam sejarah Indonesia. Seruan September Hitam menggema, kita diiingatkan bahwa September bukanlah bulan yang ramah bagi HAM di Indonesia.Â
Banyak kasus pelanggaran HAM terjadi di bulan September yang hingga kini masih belum tahu arah penyelesaiannya akan kemana. Entah menunggu siapa lagi yang memimpin, entah siapa lagi yang harus berjanji untuk menuntaskan kasus-kasus HAM di atas. Ataukah kita harus membiarkan September berlalu begitu saja seperti yang dilakukan Billie Joe?
Summer has come and passed
The innocent can never last
Wake me up when September ends
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI