Mohon tunggu...
I Made Tegar Wahyudi
I Made Tegar Wahyudi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo semuanya. Perkenalkan saya I Made Tegar Wahyudi, saya adalah seorang mahasiswa dari Universitas Pendidikan Ganesha program studi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi. Saya sangat gemar dalam bermain Game dan terkadang senang membaca berita yang sedang trend melalui media sosial. Tujuan saya dalam pembuatan akun ini ialah untuk memenuhi tugas serta inspirasi yang saya dapatkan melalui aktivitas saya sehari-hari. Terimakasih!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Lebih Dalam Arti Perayaan Hari Suci Nyepi

13 Maret 2024   13:30 Diperbarui: 13 Maret 2024   19:46 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Raya Nyepi: Merayakan Kebatinan dan Ketenangan

Hari Raya Nyepi adalah hari suci yang dirayakan oleh umat Hindu di Indonesia, terutama di Bali. Perayaan ini ditandai dengan adanya "sepi total" yang meliputi larangan melakukan aktivitas apapun, termasuk bepergian, bekerja, dan bahkan menyalakan lampu di rumah. Hari Raya Nyepi jatuh pada hari pertama dalam penanggalan Saka, yang biasanya bertepatan dengan bulan Maret atau April.

Salah satu tradisi yang paling mencolok dalam perayaan Hari Raya Nyepi adalah "Tapa Brata" yang berarti melakukan meditasi dalam keheningan total. Selain itu, umat Hindu juga melaksanakan upacara "Melasti" yang melibatkan prosesi membawa patung-patung dewa dari pura (tempat ibadah Hindu) ke laut untuk penyucian.

Hari Raya Nyepi juga diawali dengan perayaan "Tawur Kesanga" di mana umat Hindu melakukan ritual membersihkan diri dan lingkungan dari energi negatif dengan mempersembahkan sesajen kepada dewa-dewa. Selain itu, sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur, umat Hindu juga melaksanakan upacara "Ogoh-Ogoh" di mana patung-patung raksasa yang melambangkan kejahatan dan kegelapan diarak di sekitar desa sebelum akhirnya dibakar.

Selama Hari Raya Nyepi, umat Hindu diharapkan untuk merenung dan meresapi makna kehidupan. Hal ini juga menjadi momen bagi mereka untuk membersihkan pikiran, memperbaiki hubungan dengan sesama, dan memperkuat hubungan dengan Tuhan.

Selain itu, Hari Raya Nyepi juga menjadi daya tarik wisata yang unik bagi para wisatawan yang ingin merasakan pengalaman spiritual dan ketenangan yang didapat dari "sepi total" tersebut. Banyak hotel di Bali bahkan menawarkan program khusus yang menghormati tradisi Hari Raya Nyepi dengan meniadakan aktivitas dan pencahayaan selama 24 jam.

Dalam keseluruhan, Hari Raya Nyepi tidak hanya menjadi perayaan keagamaan bagi umat Hindu, tetapi juga menjadi momen untuk merayakan keberagaman dan kekayaan budaya di Indonesia. Melalui kebersamaan dan penghormatan terhadap perbedaan, Hari Raya Nyepi menjadi simbol perdamaian dan keselarasan antara manusia, alam, dan Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun