Mohon tunggu...
I Made Dwi Surya Dharma
I Made Dwi Surya Dharma Mohon Tunggu... Teknisi - Penulis

Penggemar Seni dan Budaya Bali.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Filosofi Pembuatan Penjor Saat Hari Raya Galungan

5 Desember 2024   10:26 Diperbarui: 5 Desember 2024   10:54 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(SUMBER: WIWOHO, 2019)

FILOSOFI PEMBUATAN PENJOR SAAT HARI RAYA GALUNGAN

Penjor Bali adalah simbol tradisional yang erat kaitannya dengan upacara adat Hindu di Bali, khususnya saat perayaan Galungan. Penjor merupakan tiang bambu yang dihias dengan berbagai ornamen khas, seperti janur, padi, buah-buahan, kain putih kuning, dan beberapa simbol lainnya. Penjor biasanya didirikan di depan rumah atau pura sebagai bentuk persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, lambang rasa syukur atas kemakmuran dan berkah yang diberikan.

Secara filosofi, penjor melambangkan Gunung Agung yang dipercaya sebagai tempat tinggal para dewa. Tiang bambu menggambarkan keseimbangan hidup, sementara hiasan janur dan hasil bumi melambangkan kesuburan serta kemakmuran. Setiap bagian penjor memiliki makna mendalam, seperti padi sebagai lambang kehidupan, dan kain kuning putih sebagai simbol kesucian.

MAKNA PENJOR DALAM KEHIDUPAN

Tradisi penjor tidak hanya mencerminkan estetika budaya Bali, tetapi juga menjadi manifestasi nilai spiritual dan harmonisasi manusia dengan alam. Penjor merupakan bukti bagaimana seni, tradisi, dan keimanan berpadu dalam kehidupan masyarakat Bali.

Pembuatan penjor merupakan salah satu tradisi yang mencerminkan kekayaan budaya dan spiritualitas masyarakat Bali. Penjor, yang menjadi simbol persembahan dan rasa syukur kepada Tuhan, terbuat dari bambu panjang yang dihias dengan berbagai elemen alami seperti janur, daun kelapa, padi, buah-buahan, dan kain. Tradisi ini biasanya dilakukan menjelang perayaan Hari Raya Galungan, sebagai wujud penghormatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

BAGIAN-BAGIAN PENJOR YANG BERAGAM

Proses pembuatan penjor bukan hanya kegiatan fisik, tetapi juga memiliki dimensi ritual. Sebelum memulai, masyarakat Bali biasanya melaksanakan upacara kecil untuk memohon restu. Setiap hiasan yang dipasang memiliki makna filosofis: janur melambangkan keindahan dan kesucian, padi sebagai simbol kehidupan dan kemakmuran, serta buah-buahan mencerminkan hasil kerja keras manusia.

Jika dinilai dari aspek mitologi, arti dari penjor ini adalah sebagai lambang Naga Basuki yang artinya kemakmuran serta kesejahteraan karena bentuknya yang menjulang tinggi dan melengkung. Hal ini berkaitan dengan perwujudan Gunung Agung yang tinggi suci dan Pertiwi melambangkan kehidupan.

(SUMBER: DOKUMEN PRIBADI)
(SUMBER: DOKUMEN PRIBADI)
BUDAYA YANG TERDAPAT DALAM PEMBUATAN PENJOR

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun