Minuman manis juga dapat menambah asupan elektrolit, seperti natrium, kalium, kalsium, dan magnesium, yang penting untuk menjaga fungsi saraf dan otot.
Keempat, makanan manis merupakan bagian dari tradisi dan budaya masyarakat Indonesia saat bulan Ramadan.
Sejarah mencatat bahwa tradisi takjil sudah ada sejak akhir abad ke-19 di Indonesia, terutama di Aceh dan Yogyakarta.
Masyarakat Aceh biasa menyantap bubur pedas sebagai takjil, sedangkan masyarakat Yogyakarta dikenal dengan kolak pisang sebagai takjil andalan.
Selain itu, banyak juga kue-kue tradisional yang menjadi takjil favorit di berbagai daerah, seperti serabi, onde-onde, klepon, lupis,empek-empek, dan lain-lain .
Meskipun makanan manis menjadi favorit saat buka puasa, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar takjil tidak berdampak negatif bagi kesehatan.
Pertama, pilihlah makanan manis yang sehat dan alami, seperti buah-buahan, madu, kurma, atau gula merah. Hindari makanan manis yang mengandung gula tambahan, pemanis buatan, pewarna, atau pengawet.
Kedua, konsumsilah makanan manis dengan porsi yang wajar dan tidak berlebihan.
Makanan manis yang berlebihan dapat menyebabkan kenaikan gula darah yang tajam, yang dapat menimbulkan rasa lapar kembali setelah berbuka puasa.
Makanan manis yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko diabetes, obesitas, karies gigi, dan penyakit jantung.
Ketiga, imbangilah makanan manis dengan makanan lain yang mengandung protein, lemak sehat, serat, vitamin, dan mineral.