Mohon tunggu...
imadduddin
imadduddin Mohon Tunggu... Dosen - Banjarmasin

UIN Antasari Banjarmasin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Mana Ada Corona, di Situ Ada Hoaks

28 Maret 2020   05:56 Diperbarui: 28 Maret 2020   05:51 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada masa virus Covid-19 sekarang ini, hoax yang berkaitan dengan corona ini juga ikut mewabah.  Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin merebak virus Covid-19 maka virus hoax juga ikut merebak. Banyak informasi yang berseliwiran di jagat maya, baik pada level lokal, di Indoensia, manca negara maupun dunia dan ternyata semua itu tidak benar alias hoax. Informasi yang hoax itu banyak beredar di jearing media sosial seperti facebook, twitter, instagram maupun whatapps group ini membuat resah dan panik masyarakat yang sedang menghadapi pandemi COVID-19.

Ketika pertama kali meledak di Wuhan Tiongkok, informasi yang berbau hoax sudah mulai tersebar dari berbagi sumber. Dan puncaknya ketika virus ini benar-benar masuk ke Indonesia, informasi semakin banyak dan semakin tidak dapat dipertanggungjawabkan dan semakin membuat kepanikan. Ketika kita panik, maka kita semakin sulit membedakan mana yang informasi benar dan mana yang informasi salah atau hoax.

Kalau di lihat dari persfektif Psikologi, maka makin merebaknya virus hoax ini terjadi karena terjadinya bias konfirmasi atau di deskripsikan sebagai setiap orang bertindak dan berperilaku sesuai dengan apa yang diinginkan sehingga muncul kecenderungan untuk bukti-bukti yang mendukung pendapat atau kepercayaan serta mengabaikan bukti-bukti yang menyatakan kebalikannya. Salah berpikir ini menyebabkan kesalahan dalam menyimpulkan sebuah fenomena. Perilaku itu disebabkan karena kemalasan kita sendiri untuk mencari tahu informasi lebih detail.

Kecenderungan untuk melakukan bias konfirmasi ini dapat menjadi sebuah masalah kalau informasi tersebut salah dan kemudian informasi itu disebarkan ke segala penjuru. Dalam kondisi pandemi virus corona sekarang ini, justru virus hoax juga semakin meluas. Bahkan lebih banyak penderita virus hoax daripada virus corona itu sendiri. Setiap orang memiliki resiko yang bear untuk terkena virus hoax ini. Dan penderita virus hoax ini tidak menyadari bahwa dirinya yang bersangkutan mengidap virus hoax ini.

Menghadapi dua virus yang datang secara bersamaan ini, maka langkah konkret yang dapat dilakukan oleh setiap orang adalah dengan tetap menjadikan informasi otoritatif sebagai pegangan. Tetap rujukan informasi atau berita kepada institusi resmi dan informasi resmi yang disampaikan dalam rangka pencegahan dan penanganan virus ini. Informasi otoritatif itu bisa berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah, Kementerian Teknis (Kementerian Kesehatan), Gugus Tugas Pencegahan Pengendalian dan Penanganan Covid-19 baik di tingkat pusat maupun daerah. Selain selalu waspada dengan Covid-19, kita juga harus tetap juga waspada dan jangan mudah percaya terhadap berita dan informasi yang berseliwiran mengenai COVID-19. Apabila menerima informasi dan berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan atau tidak disampaikan oleh pemegang informasi otoritatif maka jangan terpengaruh untuk menyebarkan atau menjadi panik karena mendapat informasi tersebut.

Tinggal diam dan membiarkan berita bohong atau hoax merajalela di tengah-tengah masyarakat juga tindakan yang salah. Berita atau informasi yang salah kalau terus menerus disebarkan dan menjadi massif maka pada akhirnya dianggap menjadi berita atau informasi yang benar. Oleh karena itu, mari kita isi ruang digital kita dengan informasi atau berita-berita yang benar atau positif tentang yang menggembirakan tentang perlawanan kita terhadap Covid-19 dan tidak menyebarkan berita atau informasi negatif atau mungkinkin hoax yang dapat menimbulkan kepanikan atau kebingungan ditengah-tengah masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun