Tim KKN BBK 2 UNAIR yang bertempat di Desa Kawedusan, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri sukses menjalankan program kerja pencegahan stunting dengan sosialisasi dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal. Kegiatan ini sedang ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Kediri khususnya di Desa Kawedusan sebagai upaya pencegahan balita wasting agar tidak mengalami stunting.Â
Wanda Aisyah Rahmaniasari akrab disapa Wanda sebagai penanggung jawab bidang garap kesehatan menyampaikan bahwa sasaran program pencegahan stunting adalah balita wasting. Balita wasting merupakan balita yang memiliki berat badan kurang menurut tinggi badannya. Sedangkan balita stunting adalah balita yang memiliki tinggi badan kurang menurut usia.Â
Alasan Tim KKN BBK 2 UNAIR memilih balita wasting sebagai sasaran program adalah pencegahan stunting lebih memungkinkan dibanding penanganan stunting apabila diterapkan pada periode KKN BBK 2 dengan durasi waktu kurang dari satu bulan.Â
Selain itu, berdasarkan keterangan dari kader posyandu Desa Kawedusan menyampaikan bahwa penanganan balita stunting membutuhkan waktu yang tidak singkat. Beliau juga menyampaikan bahwa mayoritas balita stunting yang ditangani pada akhirnya akan lulus secara usia (lebih dari lima tahun) dan bukan terbebas dari stunting.
Program Pencegahan Stunting
Program PMT Lokal Kabupaten Kediri dilaksanakan dengan memberikan makanan tambahan berupa snack setiap hari sesuai kebutuhan gizi masing-masing balita wasting. Evaluasi pengukuran berat badan balita wasting dilakukan setiap satu minggu untuk memantau apakah ada kenaikan berat badan atau tidak guna mengukur keberhasilan program.
Program kerja tersebut dilanjutkan dengan kegiatan sosialisasi terhadap orang tua balita wasting dengan mengusung materi Pencegahan Stunting dan Pedoman Gizi Seimbang yang disampaikan oleh mahasiswa program studi gizi dan Psikoedukasi untuk orang tua yang memiliki balita wasting yang disampaikan oleh mahasiswa prodi psikologi. Selanjutnya kegiatan dilakukan dengan memberikan PMT dan leaflet yang berisi materi sosialisasi untuk seluruh orang tua yang memiliki balita wasting. Harapannya dengan diberikannya PMT dan leaflet dapat membantu pemulihan status gizi balita dan menambah pengetahuan orang tua dalam membantu mengatasi balita wasting dan mencegah stunting.
Penerapan SDGs Aspek Kehidupan Sehat dan Kesejahteraan
Selain itu, program kerja lanjutan yang berkolaborasi dengan bidang garap lingkungan adalah pengecekan sanitasi rumah balita wasting dan sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya penerapan poin ketiga SDGs yaitu Good Health atau Kehidupan Sehat dan Kesejahteraan. Pengecekan sanitasi rumah balita wasting dilakukan dengan mengukur jarak antara sumber air (sumur) dengan jamban (septic tank) dengan kualifikasi minimal jarak adalah 10 meter. Selain itu, air yang dikonsumsi baik untuk minum atau memasak haruslah air bersih (air mineral atau air masak).Â
Sebagai Ketua Kelompok KKN BBK - 2, Devita berharap program ini membawa manfaat berkelanjutan bagi masyarakat Desa Kawedusan di mana hal tersebut sejalan dengan poin ketiga dan ketujuh belas SDGs yakni Kehidupan Sehat dan Sejahtera serta Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama dengan Posyandu, Puskesmas, dan Pemerintah Desa Kawedusan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H