Cinta Ini pula yang mendasari seorang muslim berani mempertaruhkan jiwa raganya, kerana menginginkan nikmatnya keimanan, seperti dalam hadist dari Anas bin Malik yang dikeluarkan oleh al-Bukhari, Rasulullah SAW, bersabda:
“Siapapun tidak akan merasakan manisnya iman, hingga ia mencintai seseoarang tidak karena yang lain kecuali karena Allah semata”
Maka, jangan heran bila kerasionalan itu tidak dapat dirasakan oleh orang orang yang tidak berakidah islam. Karena sejatinya kekuatan cinta dalam perjuangan ini muncul kerana akidah islam yang kuat menghujam dalam sanubari seorang muslim. Dan tentu, bicara cinta hakiki yaitu cinta antara seorang hamba kepada Sang Khalik membutuhkan sebuah pembuktian. Pembuktian ini tak cukup dengan kita ‘membaikan’ diri, tidak cukup kita saja yang baik, tapi pembuktian ini membutuhkan perjuangan untuk membersamai kebaikan di tengah tengah umat. Tak lain dan tak bukan adalah dengan melakukan aktivitas dakwah, sebuah perkataan terbaik di Bumi.
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shalih dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?"
[TQS Fushilat [41]: 33]
Maka, wujud kecintaan dalam perjuangan yang seharusnya ditempuh oleh seorang muslim hanya satu yaitu hanya dengan meleburkan diri dalam aktivitas BERDAKWAH.
Wallahu A’lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H