Mohon tunggu...
Nur FuadatunImami
Nur FuadatunImami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Bimbingan konseling 2021

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Inferioritas ke Superioritas: Transformasi Kepribadian Menurut Adler

17 Desember 2023   02:10 Diperbarui: 17 Desember 2023   02:59 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

PENDAHULUAN

Dalam eksplorasi kompleksitas manusia, teori-teori psikologi membuka pandangan yang menarik dan tak terbatas. Salah satu teori menarik psikologi ialah teori milik Alfred Adler yang menggambarkan transformasi kepribadian dengan cara yang luar biasa. Alfred Adler ialah seorang tokoh dalam psikoanalisis, Adler memberikan pandangan tentang bagaimana manusia bergerak dari perasaan rendah diri (inferioritas) menuju kekuatan penuh dalam kepribadian (superioritas). Melalui perspektif Adler, kita menyadari bahwa kompleksitas manusia sering dimulai dari perasaan kekurangan atau kelemahan yang dirasakan oleh individu.

Adler menggaris bawahi bagaimana pandangan individu terhadap diri mereka sendiri, dan bagaimana cara persepsi individu dalam mempengaruhi tindakan sehari-hari. Dalam situasi ini, inferioritas bukanlah suatu halangan yang tidak bisa diatasi, tetapi sebagai titik awal yang mendorong perkembangan dan pertumbuhan manusia. Dalam perjalanan yang terarah, akan terlihat bahwa keyakinan pada potensi diri, kepercayaan akan kemampuan untuk mengubah diri, dan pengembangan kesadaran terhadap lingkungan sekitar menjadi langkah utama dalam perjalanan perkembangan kualitas hidup seseorang. Dari saat inferioritas hingga puncak superioritas, Adler mengajarkan bahwa setiap langkah kecil membentuk jalur yang mengesankan menuju transformasi kepribadian yang lebih kokoh (Sekarsari, 2022).

ISI

Inferioritas ialah dimana seseorang merasa rendah diri karena merasa memiliki kekurangan pada dirinya. Seperti kekurangan pada fisik, kelemahan sosial, pendidikan dan psikologi. Menurut Alfred Adler manusia terlahir sebagai individu yang lemah bergantung pada sekitarnya. Setiap individu akan merasakan inferioritas karena di dunia ini tidak ada yang sempurna, dan ketika ia menyadari akan kelemahannya tentu ia akan rendah diri terhadap lingkungannya. Rasa rendah diri akan semakin meningkat ketika individu melihat banyak sekali orang yang memiliki kemampuan atau fisik yang lebih dari dirinya. Perasaan rendah diri juga akan muncul ketika individu ingin bersaing dengan individu yang lain baik secara fisik, kekuatan, atau skill yang dipunyai(Almu, 2015).

Oleh karena itu jika seseorang pernah mengalami inferioritas ialah hal yang wajar. Tetapi akan tidak wajar ketika individu merasa rendah diri secara kompleks atau inferiority complex. Individu yang mengalami inferiority complex akan selalu merasa tidak mampu akan segala hal. Tentu hal tersebut sangat merugikan diri membuat diri tidak berkembang hingga mengalami depresi. Ciri orang yang mulai mengalami inferiority complex yaitu sering merasa tidak aman, sangat pemalu, ragu -- ragu dalam segala hal, dan memiliki mental lemah (Cahyaningtyas et al., 2020).

Persoalan inferioritas dalam teori Adler, inferioritas jangan dijadikan sebagai alasan keterpurukan tetapi jadikanlah sebagai dorongan untuk menjadi individu yang superioritas atau menuju kesuksesan. Perasaan Superioritas akan muncul ketika seseorang mengupgrade kemampuan diri dan memiliki impian atau tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai Superioritas Adler menegaskan bahwa memiliki rasa superioritas bukan berarti merasa lebih baik dari siapapun melainkan merasa diri ini utuh atau melengkapi rasa kekurangan yang dimiliki (Bradley, 2022).

Adler dalam prinsip teorinya jika seseorang ingin menuju superioritas maka harus berusaha terus menerus agar menjadi lebih baik dari diri yang serba apa adanya atau disebut Striving for Success or Superiority. Ketika seseorang mampu mengatasi rendah dirinya ia akan merasa bahagia, nyaman tanpa rasa takut dan khawatir akan banyak hal. Dalam gagasan Adler Striving for Success or Superiority memiliki dua kunci utama, yang pertama yaitu individu harus berani mencoba banyak hal atau menyukai tantangan jangan hanya berada di ketenangan dan stabilitas. Kunci kedua ialah meningkatkan hubungan sosial. Karena menurut Adler individu dan masyarakat saling berhubungan dan bergantung satu sama lain, jika individu mampu melakukan kerja sama dan memperbaiki hubungan sosialnya maka individu akan merasakan kepuasan hidup dan kebahagiaan (Oktavia Triajeng, 2013).

KESIMPULAN

Penulisan mengenai Inferioritas Ke Superioritas: Transformasi Kepribadian Menurut Adler dapat disimpulkan bahwa dalam teori adler inferioritas ialah hal yang wajar dialami oleh setiap individu dan dipandang sebagai titik awal untuk pengembangan diri. Inferioritas yang tidak dikelola dengan baik dapat berkembang menjadi inferiority complex yang merugikan. Adler menekankan perlunya melihat inferioritas sebagai dorongan untuk meningkatkan kemampuan dan meraih impian pribadi. Dalam upaya mencapai superioritas, Adler memaparkan konsep "Striving for Success or Superiority" yang menekankan pentingnya terus berusaha menjadi lebih baik dari diri sendiri, sambil memperkuat hubungan sosial. Dengan menggabungkan eksplorasi tantangan dan peningkatan hubungan sosial, individu dapat meraih kepuasan hidup dan kebahagiaan yang lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

Almu, L. (2015). Kepribadian Manusia Menurut Teori Alfredadler. Academia. Https://Www.Academia.Edu/24226899/KEPRIBADIAN_MANUSIA_MENURUT_TEORI_ALFRED_ADLER_Disusun_Oleh

Bradley, R. (2022). Exploring The Inferiority Model In Adlerian Psychotherapy. Student Works, 1--10.

Cahyaningtyas, K., LN, S. Y., Nadhirah, N. A., & Fahriza, I. (2020). Inferiority Complex Pada Mahasiswa. JECO Journal Of Education And Counseling Journal Of Education And Counseling, 1(1), 1--7.

Oktavia Triajeng, I. (2013). Psikologi Kepribadian Teori Alfred Adler. 17. Https://Www.Scribd.Com/Doc/193352751/Psikologi-Kepribadian-Alfred-Adler

Sekarsari, I. M. (2022). Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Nona Teh Dan Tuan Kopi Konflik Batin Tokoh Dalam Novel Nona Teh Dan Tuan Kopi Karya Crowdstroia:Kajian Psikologi Alfred Adler. Bapala, 9(7), 41--49. H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun