Mohon tunggu...
Sulistiana
Sulistiana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Prodi S1 PWK UNEJ

SEMANGAT MENJALANI HIDUP

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mari Mengenal Lebih Jauh Manajemen Industri Gula Merah Desa Patoman, Banyuwangi

2 Mei 2021   08:21 Diperbarui: 2 Mei 2021   08:33 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Proses pendinginan ini dilakukan dengan cara mengaduk-aduk nira yang sudah berubah menjadi kental tersebut dari pinggira wajan ke arah dalam sekitar 10-15 menit.

4. Pencetakan

Pada proses pencetakan ini digunakan tempurung kelapa atau mangkok plastik kecil sebagai cetakannya, nira yang kental dituangkan ke cetakan dengan cepat untuk menghindari nira mengeras dan ditunggu hingga yang didalam cetakan dingi kemudian bisa dilepas dari cetakan.

Setelah jauh membahas tahapan-tahapan produksi tidak berhenti disini saja, dalam proses produksi gula merah juga didapatkan limbah yang harus dimanajemen dengan baik agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan sekitar. Berbeda dengan industri yang lainnya, industri gula merah ini sangatlah minim adanya limbah bahkan hampir tidak ditemukan. Namun, dalam identifikasi dan analisis yang saya lakukan ditemukan limbah hasil produksi yang berupa limbah padat yaitu abu hasil dari kayu pada proses perebusan nira kelapa. Berdasarkan analisis yang saya lakukan dari literatur terkait bahwasannya abu dari hasil pembakaran dapat berdampak buruk dan bahkan juga dapat berdampak baik jika dimanajemen dengan baik. Adapun dampak buruk dari abu pembakaran ini adalah jika abu ini dibuang sembarangan dan tidak sengaja mengenai tanaman yang dapat dikonsumsi yaitu terserapnya bahan bakar ataupun pengawet pada kayu kedalam tanaman. Namun, selain dampak buruk yang ditimbulkan ternyata abu hasil pembakaran banyak manfaatnya, yaitu:

1. Pupuk tanah tanaman

Abu kayu mengandung nutrisi seperti, kalsium, yang terdiri dari sekitar 20 persen, potasium, yang bisa sekitar 5 persen, magnesium, fosfor, dan belerang, yang terdiri dari sekitar 2%. Ada juga sedikit zat besi, mangan, aluminium, seng, boron, dan banyak lagi, yang semuanya dibutuhkan oleh tanaman dalam dosis kecil. Nutrisi ini dapat membantu tanaman mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh dan memberikan dorongan, menjadikan abu kayu sebagai pupuk yang efektif untuk banyak tanaman. Abu kayu tidak hanya bermanfaat bagi beberapa tanaman dengan bertindak sebagai pupuk, tetapi juga dapat digunakan untuk mengubah pH tanah yang terlalu asam. Abu kayu mengandung karbonat dalam jumlah tinggi yang membantu menetralkan asam dan dapat secara efektif meningkatkan tingkat pH tanah. Semakin tinggi pH semakin basa tanah. Namun, sebelum memberikannya pada tanaman, ada baiknya kamu melakukan pengecekan pH awal tanah terlebih dahulu. Jika tanah sudah sangat basa, kamu tidak perlu memberikan abu kayu untuk tanamanmu.

2. Pembersih

Berbeda dengan tampilannya yang berwarna abu-abu dan terlihat kotor, ternyata abu ini bisa menjadi pembersih. Abu kayu dapat diggunakan untuk membersihkan permukaan keras seperti kaca dan logam. Khususnya dengan abu dari kayu keras, abu kayu dapat dengan mudah bekerja untuk menghilangkan lemak dan noda pada permukaan seperti bagian atas kompor, meja besi, dan peralatan makan dari perak. Cukup menggunakan kain yang dicelupkan ke dalam air dan kemudian ke dalam abu kayu dapat membuat beberapa permukaan kotor bersih dengan cepat, lalu seka kembali dengan lap basah yang bersih. Jika kalian masih tinggal di desa dengan tradisi dan cara lama, maka tak heran jika kalian menemukan abu ditempat cuci piring kalian. Bahkan, para orangtua menjadikan abu sebagai sabun cuci piring dan sabun cuci peralatan masak karena para orangtua yakin jika menggunakan sabun abu bisa menjadikan piring yang dicuci menjai bersih dan kesat. Tak hanya itu, karena sering memasak menggunakan tungku, para orang tua membalut peralatan masaknya menggunakan campuran sabun cuci piring dengan abu ke seluruh bagian luar peralatan agar setelah digunakan peralatan tersebut tidak gosong dan berwarna hitam.

3. Mengusir Siput

Abu kayu efektif melawan siput karena zat tersebut akan mengiritasi tubuh siput saat menyentuhnya, mencegahnya untuk bersilangan juga jauh melewati batas. Untuk menggunakan abu kayu untuk mengusir siput, kamu harus melingkari tanaman yang rentan dan menghindari celah yang mungkin bisa dilewati oleh siput.

Seperti yang saya sebutkan tadi pada bagian pengadaan bahan baku, bahwasannya dalam penyediannya selain dari pohon kelapa milik sendiri, pengrajn gula merah mendapatkan bahan baku dengan sistem bagi hasil kepada pemilik pohon kelapa. Pola kemitraan ini dimaksudkan dalam 3 kali panen nira kelapa, hasil menjadi bagian dari Penderes dan hasil dalam satu kali panen menjadi bagian pemilik pohon kelapa. Dalam sistem bagi hasil ini nampaknya menjadi permasalahan dalam pengadaan bahan baku. Pemilik pohon kelapa merasa dirugikan karena dalam 4 kali panen, pemilik pohon kelapa hanya mendapatkan hasil dalam satu kali panen saja. Pola kemitraan lain juga terjadi pada industri gula merah ini yaitu antara pengrajin ke pengepul dan PT. Indofood. Seperti yang disebutkan pada web Kabupate Banyuwangi, produksi Gula merah di Banyuwangi ternyata tidak hanya untuk konsumsi lokal, namun juga disalurkan ke perusahaan makanan berskala nasional. Salah satunya adalah PT. Indofood, yang meminta Banyuwangi untuk mengirim 225 ton gula merah per bulan untuk digunakan sebagai aneka bahan produknya seperti kecap dan mie instan dan hal ini tak lepas dari tangan pengrajin gula merah. Kerjasama dengan PT. Indofood tersebut membawa keuntungan yang besar bagi para penderes kelapa. Sebab penderes tidak perlu repot-repot mencari pihak pembeli karena semua hasil produksinya otomatis disalurkan ke perusahaan. Selain itu harga yang diberikan relatif lebih tinggi yakni RP 10.000 per kilogramnya, sementara jika melalui pengepul hanya berkisar Rp 8.000 -- Rp 9.000. Kekurangan sekitar 45 ton dalam sebulan, pihak pemerintah Banyuwangi gencar mengadakan sosialisasi dengan tujuan menekan dan mengubah manajemen produksi produksi gula merah oleh UMKM tersebut dan melarang penggunaan sulfit agar gula merah yang dihasilkan memiliki kualitas baik tanpa pengawet berbahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun