Sebagai seorang perencana, dalam mengembangkan suatu wilayah haruslah memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan yaitu aspek fisik, sosial, dan ekonomi. Dalam ketiga aspek tersebut, yang menjadi fokus utama adalah aspek ekonomi dimana dengan menerapkan teori lokasi dan analisis yang berkaitan dengan berjalannya ekonomi suatu wilayah menjadi ideology ilmu perencanaan ekonomi wilayah.
Banyuwangi dengan potensi alamnya yang telah mendunia menjadikan aspek ekonomi adalah hal utama dalam pembangunan suatu wilayahnya. Potensi alam di Banyuwangi sangatlah beragam, mulai dari potensi wisata alam, hingga pertanian. Banyuwangi, khususnya Desa Gintangan memiliki potensi berupa tanaman bambu yang melimpah dengan dukungan ketrampilan masyarakatnya yang tinggi sehingga hal ini menjadikan Desa Gintangan dapat memberdayakan masyarakatnya melalui pemberdayaan ekonomi.
Banyuwangi dengan potensi alamnya yang telah mendunia menjadikan aspek ekonomi adalah hal utama dalam pembangunan suatu wilayahnya. Potensi alam di Banyuwangi sangatlah beragam, mulai dari potensi wisata alam, hingga pertanian. Banyuwangi, khususnya Desa Gintangan memiliki potensi berupa tanaman bambu yang melimpah dengan dukungan ketrampilan masyarakatnya yang tinggi sehingga hal ini menjadikan Desa Gintangan dapat memberdayakan masyarakatnya melalui pemberdayaan ekonomi.
Kecamatan Blimbingsari. Wilayah Desa Gintangan seluas 9,64 km2 terdiri dari empat dusun, yakni Krajan, Kedung Baru, Kedung Sari, dan Dusun Grenmor. Seperti desa lainnya, Desa Gintangan berbatasan dengan daerah lain, di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kaotan dan Desa Watukebo, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Gladag dan Desa Mangir, sebelah Timur Desa Bomo dan Desa Patoman, sedangkan di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kaliagung dan Desa Karangrejo.
Pada studi industri yang diangkat yaitu berupa industri anyaman bambu di Desa Gintangan Kabupaten Banyuwangi ini didasarkan pada menilik potensi yang berkembang hingga keunikan dalam hal pemasaran nya.
Tabel 1 Jumlah Kekayaan dan Hasil Penjualan Tahunan UMKM Kerajinan Anyaman Bambu Desa Gintangan tahun 2019
No.
Nama Usaha
Jumlah Kekayaan (Rp)
Hasil Penjualan Tahunan
- Â
Widya Handycraft
500.000.000,00
480.000.000,00
- Â
Cindy Ayu Handycraft
35.000.000,00
120.000.000,00
- Â
Karya Nyata Handycraft
400.000.000,00
360.000.000,00
- Â
Aulia Handycraft
450.000.000,00
360.000.000,00
- Â
Wiwik Handycraft
25.000.000,00
120.000.000,00
Sumber: Pemberdayaan UMKM Kerajinan Anyaman Bambu Desa Gintangan Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, 2019
Hasil dari industri kerajinan anyaman bambu ini dipasarkan secara langsung di Desa Gintangan di masing-masing UMKM dan juga di ekspor ke luar negeri. Industri anyaman bamboo ini berawal dari melimpahnya bambu dan ketrampilan turun-temurun dalam hal menganyam bambu yang dimiliki masyarakat Desa Gintangan. Dalam hal mendukung potensi ekonomi yang ada di Desa Gintangan ini, Pemerintah Banyuwangi memiliki strategi dalam memperkenalkan industri anyaman bambu hingga Go Internasional. Strategi tersebut dikemas dalam bentuk Banyuwangi Bamboo Festival yang diadakan setiap tahun di Desa Gintangan. Dalam festival tersebut seluruh warga Gintangan menampilkan keahlian dan karyanya dengan bahan dasar anyaman bambu.Â
Produk kerajinan bambu yang telah diekspor ke luar negeri melalui drop shipper yang ada di berbagai kota mulai dari Cina hingga Eropa berupa  rumah bengong dan kerajinan anyaman seperti vas bunga, kotak tisu, hiasan lampu, peci dan pernak-pernik bambu, dan lain-lain.
Berdasarkan teori Alfred Weber, Industri anyaman bambu di Desa Gintangan, Banyuwangi ini dapat dikategorikan sebagai industri weight losing dikarenakan hasil produksi nya memiliki berat yang lebih ringan daripada bahan bakunya, sehingga akan lebih murah dalam hal biaya transportasi.
