Mohon tunggu...
Sulistiana
Sulistiana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Prodi S1 PWK UNEJ

SEMANGAT MENJALANI HIDUP

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Industri Anyaman Bambu Gintangan Berdasarkan Teori Lokasi Weber

22 Maret 2021   08:35 Diperbarui: 22 Maret 2021   08:55 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wiwik Handycraft

25.000.000,00

120.000.000,00

Sumber: Pemberdayaan UMKM Kerajinan Anyaman Bambu Desa Gintangan Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, 2019

Hasil dari industri kerajinan anyaman bambu ini dipasarkan secara langsung di Desa Gintangan di masing-masing UMKM dan juga di ekspor ke luar negeri. Industri anyaman bamboo ini berawal dari melimpahnya bambu dan ketrampilan turun-temurun dalam hal menganyam bambu yang dimiliki masyarakat Desa Gintangan. Dalam hal mendukung potensi ekonomi yang ada di Desa Gintangan ini, Pemerintah Banyuwangi memiliki strategi dalam memperkenalkan industri anyaman bambu hingga Go Internasional. Strategi tersebut dikemas dalam bentuk Banyuwangi Bamboo Festival yang diadakan setiap tahun di Desa Gintangan. Dalam festival tersebut seluruh warga Gintangan menampilkan keahlian dan karyanya dengan bahan dasar anyaman bambu. 

Produk kerajinan bambu yang telah diekspor ke luar negeri melalui drop shipper yang ada di berbagai kota mulai dari Cina hingga Eropa berupa  rumah bengong dan kerajinan anyaman seperti vas bunga, kotak tisu, hiasan lampu, peci dan pernak-pernik bambu, dan lain-lain.

Berdasarkan teori Alfred Weber, Industri anyaman bambu di Desa Gintangan, Banyuwangi ini dapat dikategorikan sebagai industri weight losing dikarenakan hasil produksi nya memiliki berat yang lebih ringan daripada bahan bakunya, sehingga akan lebih murah dalam hal biaya transportasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun