Mohon tunggu...
Ilyul Mustafidah
Ilyul Mustafidah Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Nutrisionis

Temukan juga di Aplikasi Gizi Nusantara!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Status Gizi pada Anak Usia Dini

15 Januari 2023   13:54 Diperbarui: 15 Januari 2023   14:23 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekurangan gizi pada masa awal kehidupan diprediksi dapat mengganggu proses perkembangan otak yang tidak mungkin diperbaiki pada tahap perkembangan berikutnya. 

Anak yang mendapatkan asupan asupan gizi yang cukup dan seimbang akan mencapai 80% volume otak dewasa pada umur 2 tahun, dan mencapai 90% pada usia 5 tahun. 

Oleh karena itu, kekurangan gizi pada fase awal kehidupan seseorang, terutama pada usia 0 sampai 5 tahun mungkin dapat menghambat perkembangan otaknya sehingga kemungkinan dapat mempengaruhi kualitas hidup orang tersebut pada fase yang akan datang.

Kekurangan gizi pada anak balita (anak di bawah umur 5 tahun) bisa memberikan dampak negatif pada tahap kehidupan mereka selanjutnya, seperti kependekan (stunting) yang dibawah batas normal (stunting), kemampuan yang tertinggal (wasting), produktivitas kerja yang rendah, resiko penyakit tidak menular yang tinggi, bahkan mengakibatkan pada kematian. 

Oleh karena itu, mempelajari status gizi pada anak usia dini sangat penting untuk terus dilakukan mengingat anak merupakan generasi masa depan. Terlebih lagi, prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada balita masih cukup tinggi, terutama di negara-negara berkembang dan negara miskin. Kualitas anak-anak sekarang menentukan kualitas generasi berikutnya.

Masih tingginya prevalensi anak pendek yang menunjukkan masalah gizi di Indonesia merupakan masalah kronis yang berkaitan dengan kemiskinan, rendahnya pendidikan, serta kurang memadainya pelayanan dan kesehatan lingkungan. Masalah gizi terjadi oleh banyak faktor yang saling terikat secara langsung dapat dipengaruhi oleh penyakit infeksi dan kurangnya asupan gizi secara kualitas maupun kuantitas. 

Sedangkan secara tidak langsung dipengaruhi oleh jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan, pola asuh anak yang kurang memadai, sanitasi lingkungan serta rendahnya ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.

Status gizi merupakan salah satu bagian dari faktor biologis untuk anaka usia sekolah, termasuk kelompok rentan gizi, selain bayi, balita, remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan lansia. 

Sekitar 50% penduduk Indonesia atau lebih dari 100 juta jiwa mengalami masalah kekurangan gizi. Masalah gizi kurang seringkali luput dari pengamatan dan tidak cepat ditanggulangi, sehingga memunculkan masalah yang lebih besar. Gejala yang ditimbulkan apabila anak mengalami kekurangan asupan antara lain:

  • Kurang perhatian
  • Gelisah
  • Lemah
  • Cengeng
  • Kurang bersemangat
  • dan penurunan daya tahan terhadap penyakit infeksi

Nah, mulai konsultasikan kepada ahlinya ya.. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun