Terlihat berat memang, seperti kawan-kawan saya ketika menasehati menyoal hubungan ini. Bahkan ada kredo template yang populer di sirkel pertemanan saya bahwa hubungan telah "tertutup dari kebenaran" sebab saking ruwetnya.Â
Bagaimana kenyataannya?
Weslah ngantuk!!
Jika mau diteruskan sekuel cerita "mbambung" (bisa diartikan bodoh-unik) ini maka izinkan saya turu sek, ya!?
Itupun dengan catatan kalau greget lagu "Tiara" masih menggema seantero warung-warung, angkringan, cafe, toko, tongkrongan yang kebetulan disinggahi.
Bukankan modernisme yang disokong oleh kapitalisme selalu berpijak atas greget akan sebuah kebaruan? Bukan pada esensi dari hal baru yang muncul melainkan pada pola keharusan memunculkan kebaruan agar hegemoninya senantiasa tak tergoyahkan meski menyisakan residu kerusakan yang amat.Â