Mohon tunggu...
Ilyas Syatori
Ilyas Syatori Mohon Tunggu... Lainnya - Pemuda Desa

Kadang menulis, kadang berkebun, lebih banyak tidur.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

"Tiara" yang Kukenal dan yang Kudengar pada Setiap Speaker di Sudut Warung

7 Agustus 2022   07:11 Diperbarui: 7 Agustus 2022   07:41 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belakangan ini lagu bergenre slowrock yang pertama dipopulerkan oleh Cris band asal Malaysia berjudul "Tiara" mengemuka di publik Indonesia. Setidaknya sejak dicover oleh Raffa Aftar sekitar tiga bulan yang lalu, lagu ini terus direproduksi Covernya sampai hari ini.

Saking populernya lagu ini, belakangan waktu hampir keseluruhan trending music di kanal youtube Indonesia didominasi oleh "Tiara". Memang membarkahi banyak orang. Saya tidak akan berasumsi jauh soal ini.

Meski sudah tiga bulan 3 upload, cover dari Raffa menempati trending nomer 6. Cover dari Indah Yastami trending ke-21. Cover dari Sule pun menempati trending ke-19, bahkan cover dari Maulana trending ke-1 saat saya menuliskan catatan ini. Total dari ke-empat cover ini telah diputar sebanyak 60,7 juta kali atau 22% dari dari total penduduk Indonesia.

Ada riset (saya lupa riset dari mana) yang menyatakan bahwa setiap kali menonton, menengar, memutar lagu-video, atau tayangan apapun yang ada di Youtube setidaknya telah ditonton-didengar setidaknya 4 orang dalam keadaan riilnya. Artinya, Jika kita berangkat dari riset tersebut, bisa diasumsikan bahwa lagu ini telah didengar minilal oleh 242 juta pasang telinga. Asumsi ini jelas sangat relatif.

Pertanyaannya, apa sebenarnya yang melatarbelakangi lagu ini sangat digandrungi hingga trending dipublik kita meski lagu ini sebenarnya sudah ada sejak 31 tahun lalu? Mungkin dari kita bisa berasumsi bahwa cover yang dibawakan ternyata lebih enak, lagunya memang bagus, atau relate dengan kehidupan kita, dlsb. Dlsb.

"Jika kau bertemu aku begini
Berlumpur tubuh dan keringat membasah bumi
Di penjara, terkurung, terhukum
Hanya bertemankan sepi
Bisakah kau menghargai
Cintaku yang suci ini?"

Reff inilah yang mungkin mengundang decak kagum dari para pendengar yang segenerasi dengan saya (generasi 90-an akhir dan 2000-an) ketika pertama kali mendengar lagunya, begitupun dengan saya. Memang benar-benar indah.

Lebih lanjut saya menelisik dan memutar ulang lagunya dan ternyata menemukan frasa "Tiara" dalam liriknya bahkan menjadi ucapan pembuka dalam lagu ini. Tibalah sesi kita adu nasib dalam percintaan. Mengapa demikian?

Selain memang lagu ini enak didengar, saya sendiri juga pernah melakoni kontrak percintaan yang namanya (panggilan) persis seperti judul lagu ini. Apakah memang liriknya relate dengan realitasku mengenal "Tiara" ini? Memang! Setidaknya menurutku, entah bagi "Tiara" yang kukenal.

Saya mengenalnya sejak tahun 2019 ketika riweh ngurus 17-an persis seperti saat ini musim lomba pitulasan. Kami memutuskan merampungi hubungan pada bulan April lalu setelah terengah-engah hampir 3 tahun menjalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun