Mohon tunggu...
Ilyas Syatori
Ilyas Syatori Mohon Tunggu... Lainnya - Pemuda Desa

Kadang menulis, kadang berkebun, lebih banyak tidur.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Stoik dan Generasi Ambigu

25 Mei 2022   19:40 Diperbarui: 25 Mei 2022   21:43 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keadaan ini akan diulang terus-menerus oleh mereka.

Lebih lanjut tentang ide stoik yang mengajak kita untuk "menerima hal yang berada di luar kendali kita" memang terlihat dramatis dan moralis sekali sebab kecenderungan manusia memang fatalis-nihilis. 

Namun lagi-lagi rusak implementasinya jika hanya dilihat dalam kerangka pribadi yang berubah menjadi "ignorant bastard" terhadap problematika sekelilingnya.

Kita mudah sekali mendapati jawaban "itu bukan atas kendaliku, biarkan duwuran saja yang menyelesaikan" ketika kaum muda ditanya perihal konservasi alam atau pendidikan yang tak mencerdaskan, misal.

Contohnya terlalu jauh lagi, kah? bagaimana dengan keterlibatan mereka misal dalam gotong royong RT, tahlilan saudara, dlsb. dlsb. Yang sialnya lagi saya juga menjadi bagian dari generasi gamang ini.

Memang secara historis ide tentang stoik ini muncul dari kalangan priyayi-feodal kala itu yang hidup sudah kadung enak dan banyak dipraktikkan oleh raja-raja. 

artinya, secara filosofis ide stoik ini memang problematis sebab muncul dari arogansi individualitas kebangsawanan terhadap problematika dunia. Oleh karenanya dalam fenomena hari ini model pemikiran stoik lebih kompatibel dengan kelas menengah-urban.

Sebagai penutup dari fafifu wasweswos ini saya mengutip motivasi sebagai jawab atas keruwetan hari ini "Tidak akan berubah nasib suatu kaum (muda) kecuali kapitalisme memberinya modal untuk membuat startup" sudah itu saja! 

Dan mustahil! Hahahahaha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun