Mohon tunggu...
Galih Abil Ilyasa
Galih Abil Ilyasa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa berusia 19 tahun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengolahan Limbah Rumah Tangga dengan Komposter Sederhana di Desa Tamanasri

20 Agustus 2023   15:45 Diperbarui: 20 Agustus 2023   16:06 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masalah pengolahan sampah masih menjadi permasalahan utama di Desa Tamansari yang belum menemukan titik terang, yang mana dalam pengelolaannya Desa ini belum memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengolahan sampah, Pada hari Rabu tanggal 12 Juli 2023 Mahasiswa MMD (Mahasiswa Membangun Desa) Universitas Brawijaya melakukan sosialisasi pengolahan limbah/ Sampah rumah tangga menjadi pupuk kompos. hal tersebut merupakan salah satu bentuk atau upaya kepedulian mahasiswa terhadap kebersihan lingkungan Desa Tamanasri Kabupaten Malang. Pembuatan kompos pada kegiatan ini menggunakan alat yang sederhana dan mudah didapatkan, yaitu composter dan EM4.

Pengolahan limbah/sampah rumah tangga menjadi pupuk kompos merupakan salah satu bentuk atau upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah atau kapasitas sampah organik yang berada di lokasi Desa Tamanasri Kabupaten Malang. Salah satu kegunaan pengolahan limbah/sampah rumah tangga menjadi pupuk kompos yaitu menjaga kualitas tanaman, baik di rumah warga maupun di perkebunan milik masyarakat desa, selain itu pembuatan kompos dilakukan agar sampah organik dari rumah tangga tidak terbuang sia-sia dan dapat meningkatkan nilai jual sampah yang telah menjadi pupuk serta memberikan manfaat yang menguntungkan.

Proses pengolahan limbah/sampah menjadi kompos melalui beberapa tahap, yakni diawali dengan pengumpulan sampah organik sisa rumah tangga terutama sayuran dan sisa makanan, selanjutnya sampah yang sudah dipilah dimasukin ke dalam komposter lalu ditambahkan larutan EM4 dan larutan Gula. Hasilnya berupa pupuk organik cair dan pupuk organik padat. 

Kegiatan ini mendapatkan sambutan yang positif dari masyarakat Desa Tamanasri. Beberapa dari mereka terlihat sangat antusias untuk mempelajari tahapan pengolahan sampah organik hasil rumah tangga ini menjadi kompos. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dan harga pupuk yang semakin naik membuat masyarakat berusaha mencari alternatif lain. Tidak hanya itu, pupuk kompos terbilang relatif murah dibandingkan dengan pupuk industri, karena menggunakan bahan bekas pakai dan mudah didapat.

"Hal ini adalah kegiatan yang tergolong baru di Desa Tamanasri dan merupakan terobosan baru untuk kami. Saya sangat antusias mengikuti kegiatan ini dan tertarik untuk mempelajari lebih lanjut terkait pembuatan pupuk kompos." Ucap Pak Eko, salah satu warga pemilik kebun salak di Desa Tamanasri..

"Saya juga cukup tertarik dengan kegiatan ini, karena sebelumnya saya pernah bikin pupuk dari kulit kopi. Nah kalau yang kegiatan kali ini kan pakai sayuran, jadi ini merupakan hal baru gitu mbak." Kata Bu Sri, salah satu petani.

Diharapkan kegiatan ini akan berlanjut dan dapat memberikan manfaat dalam jangka panjang bagi masyarakat Desa Tamanasri dan dapat menjadikan solusi dalam pengolahan sampah dengan baik, khususnya sampah organik sisa rumah tangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun