“Makanya jangan terlalu dekat, Mas, ambil fotonya. Tele-nya ‘kan sudah panjang.”ucap salah seorang diantara mereka.
Seorang laki-laki tinggi berambut plontos dengan setelan pemain bola membantu saya bangkit sambil berulang-ulang bertanya,”Tidak apa-apa ‘kan, Mas ?” Laki-laki bertubuh tinggi kekar itu lalu memapah saya ke pinggir lapangan. Dia bawakan kamera dan berbagai perlengkapan kerja saya yang lain. “Istirahat dulu, Mas. Biar enakan.”katanya lagi. Saya mengangguk dan laki-laki itupun pamit untuk bergabung dengan kawan-kawannya yang sedang tekun berlatih di tengah lapangan. Beberapa orang masih memandangi saya, sementara saya meneguk habis air mineral yang diserahkan laki-laki tadi. Kepala saya masih pusing, tapi saya berusaha untuk membaca nama dan nomor yang tertera di punggung laki-laki itu. Samar-samar saya baca nama dan nomor yang tertera di punggung jersey-nya. Disana tertera nomor : 30, nama : Nova Arianto.(aea)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H