Ketika tiba di Taman Simalem Resort, mentari sudah mulai redup, jam menunjukkan pukul 17.30. Pengunjungnya ramai, maklum masih suasana Lebaran, hari Sabtu pula (8 Juni 2019). Setelah check in, kami langsung main keluar.Â
Taman ini sangat luas, sekitar 206 ha. Dibangun di atas ketinggian 1300 mdpl, terdapat 4 kluster penginapan. Jika tidak menginap, taman ini juga bisa dikunjungi dengan membayar Tiket masuk Rp 50.000-Rp 100.000/orang.
Di taman Simalem ini, kita bisa memandang Danau Toba yang begitu memukau. Entah deh ya, sejak kecil kalau liburan selalu ke Danau Toba, tetapi jika memandang Danau ini tetap saja takjub. Tidak pernah bosan.Â
Indah, Indah sekali, rasanya tak tertandingi dengan landscape view dimanapun. Eh, ini bukan karena aku orang Sumut ya, getol kalipun promosiin wisata sini, wkkk.
Di Taman Simalem, banyak spot untuk memandang keindahan Danau Toba. Terutama sekali ketika mentari terbit dari bukit tertinggi di Simalem.Â
Ketika pulang, kami sempat kembali ke Puncak tertinggi ini untuk memandang Danau Toba. Sayang hujan gerimis, dan kabut menyelimuti danau. Walau kabut turun, tetap saja Danau ini indah, keindahan yang dingin dan misterius.
Selain keindahan Danau Toba, konsep di Semalem adalah ekowisata. Jadi untuk air panas memakai panel surya (energi matahari). Panganan di restonya dari kebun sendiri, sayur dan buah organik (tanpa pestisida). Dan pagi setelah subuh, ada yoga gratis untuk pengunjung yang menginap.
Airnya dingin dan anak anak bersuka cita memercikkan airnya.
Yup, di taman inj juga banyak menawarkan kegiatan di alam untuk anak-anak hingga dewasa. Ada trekking ke air terjun, menanam pohon, memancing ikan dan bermain di taman labirin. Disini juga ada nursery, pembibitan tanaman bunga dan buah.Â