Ginilah nasib perantau yang kampung halamannya nun jauh di Sumatera sana. Mau mudik mestilah ongkos yang jadi pertimbangan.Â
Apalagi pulangnya bertiga. Kalau tahun tahun lalu sudah gak mikir, langsung pesan tiket pesawat. Karena tahun lalupun, setinggi tingginya harga tiket saat libu Lebaran paling tinggi ya Rp 1,5 jt ke Medan.Â
Tetapi tahun ini terasa berat, karena ketika melihat harga tiket melambung tinggi. Sekitar Rp 2,5-5 juta sekali pergi. Kalau bertiga untuk pp saja sudah Rp 15 juta termurah. Mana kita bukan kategori yang dapet THR lagi, wkkk.Â
Jadilah bikin simulasi alternatif. Gimana kalau moda transportasinya pergi jalur darat, pulang jalur udara. Atau pergi jalur laut, pulang jalur udara.Â
Ternyata bis juga sudah penuh. Apalagi suami memang kurang setuju naik bis. Khawatir keselamatan, dan terlalu lama di jalan. Bisa 3 hari 2 malam diperjalanan darat dari Jakarta-Medan. Â
Sementara tiket kapal, ternyata belum bisa online. Mau beli via agen waduh tiket untuk kelas 1 sudah habis. Kalau naik kapal, perjalanan juga panjang, 2 hari baru sampai di pelabuhan Belawan, Medan. Ya sudah akhirnya mikir gak jadi pulang saja.
Ndilalahnya beberapa Hari menjelang Lebaran, suami buka situs online jualan tiket. Eh ternyata pas Hari H Lebaran ada harga tiket Rp 1,8 juta, Citilink. Ya sudah bungkusss dah. Ibuu, kami pulaaang.
Jadilah tanggal 5 Juni kami pulang mudik ke Medan. Bandara Halim tidak terlalu ramai. Masih banyak kursi kosong di ruang tunggu. Sambil menunggu, kami melihat lihat buku di Periplus. Dan Adra dapat buku dan mainan kesukaannya, planet.Â
Siang Hari kami tiba di Bandara International Kuala Namu, Sumatera Utara. Bandara ini diresmikan SBY pada tahun 2013. Tetapi yang terpajang selfi dengan Jokowi naik sepeda hehee..
Dari Kuala Namu ke Medan berjarak sekitar 40 km. Ada kereta api ekslusif dari sini ke Medan. Tetapi karena harga tiketnya sangat Mahal, kereta  ini sangat sepi. Tenan yang ada di stasiunnya pun kini banyak yang tutup. Selain kereta api, transportasi publik seperti Damri pun Ada. Tetapi tampaknya sepi.Â
Dari Kuala Namu ke Medan kami tidak naik moda transportasi publik. Karena adik saya menjemput di Bandara.Â