Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ternyata Anak Saya Kena DBD

1 Februari 2019   10:02 Diperbarui: 1 Februari 2019   10:42 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang ini lagi wabah DBD (Demam Berdarah Dengeu) dimana mana. Di beberapa daerah sudah masuk KLB (kejadian luar biasa). Jadi pengen share, anak saya Adra (4 tahun) juga kena DBD 2 minggu lalu.

Tadinya saya tidak menduga kena DBD, karena dia juga bapil (batuk pilek). Jadi pas demam kirain karena batuk pileknya. Cuma mikir ini virus flunya kenapa makin ganas? 

Dan kalau bapil gitu, kami jarang bawa ke dokter. Tetapi pagi diajak ke taman untuk berjemur. Ketika 2 hari demam tidak turun, ipar saya suruh cek bintik merah. Nah ini juga gak ada bintik merah nya. Padahal salah satu tanda demam berdarah adalah bintik merah dan diare. Adra juga gak diare. 

Jadi kamipun ke dokter anak untuk memastikan sakit Adra. Cara yang lebih meyakinkan untuk mengecek adalah dengan tes darah. Ada 2 hal yang dites darahnya di awal, yaitu cek darah lengkap untuk melihat DBD, dan cek typus. Karena gejala demam tinggi, perut sakit itu mirip antara DBD dan typhus. Juga lemesnya itu.

Hasil tes darah menunjukkan trombosit dibawah normal. Dan sel darah putih juga rendah. Dokter anak bilang kena DBD, tetapi tidak menyarankan rawat inap, karena Adra masih banyak minum dan masih bisa jalan walau lemas. Hanya besok pagi harus tes darah lagi. 

Aduh lutut saya lemas banget pas tahu Adra kena DBD. Langsung searching di mbah google gimana penanganan anak kena DBD. Ternyata obat DBD itu gak ada. Yang penting minum minum minum. Jangan sampai dehidrasi. Adra itu karena masih ngedot botol, jadi minum susunya tetap kuat walau sakit. Susunya juga saya selang seling tambah pangan cair dengan sari kurma.

Ketika besok siangnya tes darah lagi hasilnya trombosit naik. Sebelumnya 125 ribu (normal diatas 150 ribu) naik jadi 139 ribu. Masih dibawah normal tetapi sudah bagus karena meningkat. Masa kritis sudah lewat. 

Jadi ada 3 fase sakit DBD itu. Pertama fase demam tinggi. Kedua fase kritis, ketika trombosit turun drastis, dan darah keluar melalui hidung, mulut (karena trombosit berfungsi sebagai pembeku darah). Dan ketiga fase pemulihan, ditandai dengan trombosit yang naik. Bisa jadi fase kritis tidak berdampak parah jika asupan minumnya tetap kuat. 

Dimana Adra kena gigit nyamuk Aedes? Jadi ingat pas main di situ lembang Menteng, Adra digigit nyamuk di pipi. Ada dua bendolan lagi. Jadi hati hati main ke danau, situ, atau taman yang ada kolamnya, karena nyamuk Aedes justru berkwmbang di air bersih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun