Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Bangun Infrastruktur, tetapi Biaya Logistik Kian Mahal?

25 Januari 2019   11:57 Diperbarui: 25 Januari 2019   12:26 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disuatu WAG, saya membaca keluhan pelaku usaha yang menyebutkan 'gilanya' kenaikan biaya logistik yang ditanggung oleh pelaku usaha sekarang ini.  

Keluhan ini juga disampaikan oleh Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) dan Ketua Asosiasi Logistik Indonesia. 

Jadi bukan hanya penumpang pesawat yang mengeluh naiknya tiket pesawat, tetapi juga untuk kargo pesawat. Pengiriman via kargo memang penting bagi pelaku usaha produk barang Segar, seperti produk perikanan, produk pertanian. Jadi produknya ketika sampai ke konsumen benar benar fresh.

Apalagi dengan kondisi cuaca,.gelombang tinggi, alternatif pesawat tetap menjadi pilihan walau harga sebanding dengan kecepatan pengiriman.

Trend kenaikan biaya logistik cargo pesawat sudah dirasakan sejak tahun lalu (2018), karena naiknya sampai.4 kali. Bahkan Garuda ada yang naik kargonya 2x dalam sebulan. Padahal biasanya hanya naik sekali setahun. Kemudian tahun baru 2019 ini juga dapet hadiah pahit dengan  naiknya kembali biaya kargo ini.

Seperti petani cabai di NTB, sudah sebulan tidak mengirim cabainya dengan kargo ke berbagai provinsi karena kenaikan haga kargo mencapai 150%.

Kargo pesawat juga penting untuk penjualan e-commerce yang marak sekarang ini. Beban ongkir akan menjadi kerugian bagi pelaku usaha dan pertimbangan bagi konsumen. 

Jadi membangun infrastruktur bandara tapi harga logistik makin naik? Karena beban pajak bandaranya juga naik? Apalagi beban avtur (bahan bakar pesawat) yang sangat mahal di Indonesia, lebih mahal dari Singapura, Malaysia dan Thailand? Avtur ini juga terkena biaya bandara, sehingga tiap bandara harganya juga beda beda.

Sulitnya lagi, tidak ada regulasi yang melindungi para pelaku usaha ini atas tarif kargo yang semena mena. Kemenhub juga menyatakan tidak mengurus hal ini, karena tidak terkait penumpang. Jadi, mengadulah pada rumput yang bergoyang?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun