Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dampak Tol Trans Jawa bagi Kota-kota Pantura

14 Desember 2018   10:30 Diperbarui: 14 Desember 2018   11:07 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap pulang ke Jawa, Sruen (antara Salatiga-Boyolali, kampung ortu suami), kami selalu melewati jalur Pantura. Apalagi pas mudik lebaran. 

Orang sih ngeluhnya macet yak. Tetapi kami pulangnya gak pas puncak macet. Pernah pas malam takbiran pulang, jam 10 malam dari Jakarta. Wuih jalanan lancar, dan senangnya bisa lihat orang pawai obor dibeberapa ruas pantura.

Kalau arus balik baru suka macetnya gak ketulungan. Kalau gini ya kita ngaso aja dulu di warung pinggir jalan. Atau inap di hotel yang bertebaran disepanjang pantura.

Dan apapun aktivitas pemudik, dari makan di warung/resto, inep di hotel, isi bensin, beli oleh oleh, itu bisa punya efek ke ekonomi lokal. 

Bagaimana ketika sudah ada jalan tol? Perekonomian lokal sepanjang kota kota Pantura langsung jeblok. Studi yabg dilakukan BI cabang Cirebon menunjukkan 70% restoran tutup, 30% usaha anjlok, 70% omzet SPBU turun. 

Kalau secara mikro, di Pekalongan penjualan batik anjlok 70%, penjualan telur asin di Brebes turun lebih dari 50%. Itu belum termasuk toko oleh-oleh lainnya.

Jadi yang berpengaruh adalah sumber nafkah banyak orang. Usaha kecil mikro, usaha rakyat. Jadi jalan tol dibangun untuk siapa?

Padahal jalan tol dibangun bukan dengan biaya yang murah. Banyak yang digusur, terutama tol Semarang-Batang dimana urusan ganti rugi belum beres. Seperti ratusan warga Kendal yang menangis histeris karena taklagi punya rumah setelah digusur oleh proyek jalan tol.

Jalan tol trans Jawa juga rawan kecelakaan, karena kecenderungan orang untuk kebut kebutan, tanpa ada pengawsan. Sementara rest area juga minim. Apalagi diluar Musim lebaran atau liburan jalan tol ini sepi banget. Pernah ngerasain pas Agustus tahun lalu melewati tol cipali. Sepi banget, ada satu dua yang lewat, itupun kebut kebutan. Eh tetiba ada truck yang lambat banget. Itu kadang yang bikin kaget dan suka bikin kecelakaan.

Yang jelas romansa Pantura ketika mudik kini sudah memudar. Telur asin dan.bawang merah yang ranum sepanjang Brebes, batik batik Cirebon dan Pekalongan, teh teh poci yang dikemas menarik, semuanya akan sirna pada waktunya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun