Dikala Indonesia kerap dilanda bencana, siapa yang tak kenal pak Sutopo Purwo Nugroho dari BNPB? Kalau rajin liat Twitnya, update soal bencana di Indonesia.selalu ada. Termasuk bagaimana mitigasinya atau antisipasinya.Â
Saya ikut rajin liat akunnya sejak saya bikin akun twitter baru beberapa bulan lalu. Dari mulai gempa Lombok, lanjut gempa, tsunami dan likuifaksi di Palu Donggala Sigi.Â
Begitu juga updatenya soal erupsi erupsi kecil di krakatau, merapi, jatuhnya lion air JT 610. Terakhir banjir parah di Semarang kemarin, termasuk atap hotel yang jebol terkena derasnya hujan dan kencangnya angin di Semarang.
Melihat updatenya yang intens, berarti pak Sutopo bekerja dengan passion, dengan dedikasi. Walau beliau sendiri terkena kanker stadium 4, tetapi tetap semangat dalam memberi informasi. Kiprahnya membuat beliau dianugerahi Asians of the Year oleh majalah The Straits Times edisi 29 November 2018. Selamat ya pak!
Nah, pas buka twitter pak Sutopo hari ini, saya tergelitik melihat Twitnya yang mau ngetes ketika mention Jokowi atau Prabowo apakah di retwit gak? Walau pak Sutopo menyadari akun kedua capres ini mesti dipegang admin.Â
Mengapa pak Sutopo merasa penting kedua capres memberi perhatian? Karena dari dulu beliau sudah menggaungkan bagaimana pentingnya mitigasi bencana. Antisipasi, mencegah, mengatasi bencana. Indonesia itu negara rawan bencana.
Baik karena bencana alam yang tak bisa kita cegah, tapi bisa bikin mitigasinya. Salah satunya untuk tsunami misalnya dengan membangun pantai yang padat pepohonan, jalur evakuasi. Kalau saya lihat di ILC, pak Sutopo bilang dana mitigasi tsunami dihilangkan sejak tahun 2014.
Memasuki musim hujan, Indonesia juga mengalami bencana tahunan, akibat perbuatan tangan manusia.Â
Laju lahan kritis yang kian tinggi (14 juta ha kini), hutan dibabat terus untuk sawit, kini merambah hutan perawan di Papua, Â area tambang yang mendekati pemukiman (kemarin longsor di Kutai Kertanegara, karena tambang batubara yang amat dekat pemukiman dan jalan raya, 6 rumah amblas, 11 nyaris)Â
Jutaan orang hidup di area rawan longsor tanpa mitigasi memadai. Kota tumbuh, jalan dibangun, tetapi minim drainase. Minim lokus lokus penyimpanan air ditanah, karena penyimpan alaminya, berupa pepohonan habis ditebangi, minim kesadaran soal sampah.
Jadi pak Sutopo ingin agar kedua capres memiliki perhatian terhadap masalah ini. Mitigasi bencana sangat penting. Karena bukankah kita tak ingin terus menerus timbul korban jiwa akibat bencana di Indonesia?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H