Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

3 Jurus Anies Sandi Menangkal Terorisme di Jakarta

18 Mei 2018   06:11 Diperbarui: 18 Mei 2018   06:55 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terorisme adalah kejahatan luarbiasa yang menghentak sendi-sendi kemanusiaan kita. Tidak bisa beban penanggulangannya hanya ditanggung kepolisian saja. Walaupun di kepolisian sudah ada badan khusus yang menanggulangi terorisme dengan dana APBN yang besar (BNPT), tetapi itu belum cukup. 

Ini adalah tanggung jawab bersama. Bahkan menjadi tanggung jawab setiap kepala daerah juga untuk menjamin keamanan bagi warga di daerahnya. Seperti kejadian di Surabaya, saya lihat betapa terpukulnya Bu Risma. Beliau merasa gagal melindungi warganya sendiri dari aksi terorisme. Walaupun aksi teroris memang sangat sulit diduga. 

Apalagi bagi DKI Jakarta, yang merupakan ibukota negara. Ketika kejadian di Surabaya beberapa hari lalu, Jakarta sempat siaga satu. Beberapa obyek vital negara seperti istana presiden, bandara dijaga ekstra ketat. Tetapi situasi siaga satu ini sudah dicabut.

Sebagai Kepala Daerah Jakarta, apa yang dilakukan oleh Anies Sandi untuk mencegah terorisme terulang di Jakarta? Kejadian bom Thamrin tahun 2016 lalu masih menyisakan perih dan pedih.

Saya membaca di twitter Pemprov DKI, Anies dan Sandi, ada 3 jurus yang dilakukan oleh Pemprov DKI sebagai upaya mencegah aksi terorisme ini.

1. Mengaktifkan kembali siskamling atau sistem keamanan lingkungan. Siskamling ini dilakukan oleh warga secara gantian. Tentu kegiatan ini gak dilakukan malam saja, tetapi siang juga, mengingat aksi terorisme tidak kenal waktu. 

Kegiatan ini selain menjamin keamanan warga dari teroris, sekalin juga dari rampok, pembunuhan. Soalnya rampok di jakarta makin keji. 

2. Mengecek kos-kosan atau rumah kontrakan. Karena biasanya para teroris bukan warga asli suatu daerah. Dia mesti warga baru. Apalagi kejadian di Surabaya teroris tinggal di rusunawa. Di Jakarta berapa banyak rusunawa dan kontakan?

Pengecekan ini bisa sekalian untuk cek narkoba dan prostitusi. Ini juga lebih menjamin keamanan dan kenyamanan hidup warga. 

3. Mendata secara khusus warga yang baru datang dari Suriah yang terlibat ISIS. Ini yang paling penting. Karena targetnya kan jelas, mereka ini yang sudah dicuci otaknya oleh ISIS. Pelaku teroris di Surabaya juga terkait ISIS.

Dan harusnya mereka yang datang itu diisolasi, masuk karantina dulu untuk 'dibersihkan' dari racun teroris. Karantina ini bisa bekerjasama dengan pesantren pesantren khusus penanganan teroris (ada gak ya?).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun