Selain itu, sekali lagi, perang di Suriah bukanlah perang antara Syiah-Sunni. Tetapi digembar-gemborkan sebagai intimidasi Syiah terhadap Sunni. La wong Grand Mufti Suriah saja seorang suni. Dan yang menyedihkan, mufti ini, Ahmad Badreddin Hassoun anaknya tewas oleh tentara pemberontak.
Ketika memberikan kata akhir pada pemakaman putranya tersebut, mufti ini mengingatkan ulama yang telah memprovokasi untuk menghabisi rakyat suriah (diantaranya Qardawi) agar menarik kembali ucapan tersebut.
Selain beliau, seorang ulama besar Sunni di Suriah, Syekh Said Ramadhan al Buthi juga mengingatkan agar beberapa orang yang menganggap ini sebagai jihad membantu pemberontak, untuk bertobat. Masih banyak urusan di dunia ini yang bisa menjadi ladang amal untuk menjadi insan yang bertakwa. Sayang, seminggu kemudian syekh inipun wafat, mesjid tempat beliau sholat di bom teroris pemberontak di Damaskus.
Selain para ulama sunni yang tewas ini, beberapa pastur di Suriah juga diculik dan dibunuh oleh tentara pemberontak, Jabbah al Nusrah. Report yang penuh ketakutan oleh aksi militansi pemberontak dibuat oleh National Chatolic Reporter.
Di Indonesia sekarang ini, ada beberapa pihak yang dengan amat provokatif menyebutkan dalam tabligh akbar pengajian mengangkat judul: Syiah Menghancurkan Islam....Memakai spanduk dan melakukan tabligh besar-besaran dengan maksud mengangkat isu sektarian ini juga di Indonesia? Seharusnya pemerintah harus awas mengenai hal ini, karena akan memicu intimidasi minoritas kembali di Indonesia.
Masalah Suriah memang telah memakan korban rakyat Indonesia. Sebanyak 55 orang yang ikut tentara pemberontak tewas disini. Kalau tidak salah, dari kalangan Hizbut Tahrir dan beberapa kelompok yang terprovokasi isu syiah.
Memprihatinkan, semoga cepat damai Suriah dan Mesir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H